Jakarta –
Sebanyak 14 anggota klub motor trail tersesat di hutan. Bahkan salah satunya meninggal karena sakit.
Kejadian itu dialami anggota klub motor Asosiasi Trabas Adventure (ITA) Sumbar. Mereka menghilang di Hutan Banjalaweh, Kabupaten Limapuluh Kota.
Sebanyak 13 anggota klub yang hilang ditemukan hidup. Namun, satu meninggal karena asam lambung.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dikutip dari detikSumat, menurut Kepala Kantor Pos Basarnas Kabupaten Limapuluh Kota Robi Saputra, korban diketahui memasuki Hutan Banjalaweh di Kabupaten Limapuluh Kota pada Minggu (22/1) pagi.
Rencananya, 14 anggota klub motor Persatuan Trabas Advencure Sumbar (ITA) berangkat atau pulang pada Minggu siang. Namun hingga Minggu tengah malam, korban belum juga turun. Cuaca saat itu sedang hujan deras dan hari mulai gelap membuat mereka kesulitan mencari jalan keluar.
Ia mengatakan, anggota ITA yang tersesat itu melakukan kegiatan membuka jalur penyeberangan di lokasi yang dimaksud. Apakah sebenarnya aman untuk membuka jalur baru untuk jalan pintas?
“Pembukaan jalur yang benar dilakukan oleh tim yang berkompeten, tidak asal-asalan asalkan terbuka. Karena banyak resikonya,” ujar Sony Susmana, praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).
“Pembukaan jalan adalah kegiatan sekelompok orang baik berjalan kaki maupun mengendarai kendaraan dalam membuat suatu jalur (halte 1). Jalur ini tidak layak disebut jalan karena masih prematur dan berbahaya. Jalur ini harus dilengkapi “Berdasarkan media peta topografi, kompas dan lain-lain. Dan di dalam tim harus memiliki kompetensi yang berbeda. Karena saat membuka jalan, akan dihadapi berbagai masalah berbahaya,” lanjut Sony.
Ia mengatakan, setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan anggota klub saat menjelajah di daerah yang belum pernah dijelajahi.
“Pertama tujuan dan finishnya harus jelas dulu. Jadi dibuat peta, waktu, dan rute yang aman. Itu juga sudah disepakati bersama,” kata Sony kepada detikcom, Selasa (24/3/2023).
Kedua, siapkan perlengkapan pendukung saat perjalanan tidak direncanakan. Ketiga, periksa kesehatan setiap anggota dan pastikan tidak ada masalah.
“Pastikan salah satu anggota memiliki BFA (pertolongan pertama dasar) dan pengetahuan bertahan hidup,” kata Sony.
Terakhir, harus ada pemandu dari penduduk setempat yang mengetahui medan.
“Buka rute atau apapun, 5 titik di atas itu wajib. Misal titik 1, harus ada peta awal dan akhir. Kalau mentok, buka rute/plan B baru,” kata Sony.
Simak videonya “Ikatan Pecinta Motor Trail Surabaya”
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/lth)