Jakarta –
Anies Baswedan membandingkan pembangunan tol di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anies menilai pembangunan jalan non tol di bawah Jokowi lebih rendah dibandingkan masa SBY.
Terkait hal tersebut, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian menanggapinya. Menurutnya, ada kesalahpahaman dalam memahami data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Yang katanya pembangunan jalan di era SBY lebih panjang dari era Jokowi, itu bukan niat BPS. Jadi data BPS itu salah tafsir,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (24/2). ). 5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dia menjelaskan, BPS menampilkan data berdasarkan status jalan, bukan pembangunan jalan baru. Misalnya, jalan nasional yang bertambah ribuan kilometer berasal dari perubahan status jalan dari jalan provinsi.
“Jadi data BPS itu kan penambahan status, bukan pembangunan jalan. Jadi status otoritas jalan nasional naik beberapa ribu kilometer, itu perubahan status dari jalan daerah menjadi jalan nasional. Bukan konstruksi baru. jalan,” jelasnya.
“Saya punya jalan provinsi, jalan sudah ada, belum dibangun. Jadi tahun 2000 akan ada SK (SK), jalan provinsi ini akan berubah menjadi jalan nasional,” ujarnya lagi.
Jadi, jika ada penambahan jalan nasional pada masa SBY, berarti itu bukan hasil pembangunan. Walaupun hanya sedikit. Hal ini juga terjadi di era Jokowi.
Artinya, kata dia, tidak ada kaitan antara penambahan status jalan dengan hasil pembangunan jalan baru.
Sebelum ini, Anies Baswedan Di awal ia menjelaskan pembangunan tol di era Jokowi memang besar, bahkan 63% tol di Indonesia dibangun sepanjang tahun 2014 hingga sekarang. Total ada 1.569 kilometer panjang dari total 2.499 kilometer jalan tol di Indonesia.
Sedangkan jalan nasional yang berhasil dibangun Jokowi, menurut data yang disampaikannya, hanya sepanjang 19.000 kilometer.
(ed/ed)