liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Anies Bandingkan Pembangunan Jalan Jokowi Vs SBY, PUPR: Salah Baca Data BPS

Jakarta

Anies Baswedan membandingkan pembangunan tol di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anies menilai pembangunan jalan non tol di bawah Jokowi lebih rendah dibandingkan masa SBY.

Terkait hal tersebut, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian menanggapinya. Menurutnya, ada kesalahpahaman dalam memahami data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Yang katanya pembangunan jalan di era SBY lebih panjang dari era Jokowi, itu bukan niat BPS. Jadi data BPS itu salah tafsir,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (24/2). ). 5/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Dia menjelaskan, BPS menampilkan data berdasarkan status jalan, bukan pembangunan jalan baru. Misalnya, jalan nasional yang bertambah ribuan kilometer berasal dari perubahan status jalan dari jalan provinsi.

“Jadi data BPS itu kan penambahan status, bukan pembangunan jalan. Jadi status otoritas jalan nasional naik beberapa ribu kilometer, itu perubahan status dari jalan daerah menjadi jalan nasional. Bukan konstruksi baru. jalan,” jelasnya.

“Saya punya jalan provinsi, jalan sudah ada, belum dibangun. Jadi tahun 2000 akan ada SK (SK), jalan provinsi ini akan berubah menjadi jalan nasional,” ujarnya lagi.

Jadi, jika ada penambahan jalan nasional pada masa SBY, berarti itu bukan hasil pembangunan. Walaupun hanya sedikit. Hal ini juga terjadi di era Jokowi.

Artinya, kata dia, tidak ada kaitan antara penambahan status jalan dengan hasil pembangunan jalan baru.

Sebelum ini, Anies Baswedan Di awal ia menjelaskan pembangunan tol di era Jokowi memang besar, bahkan 63% tol di Indonesia dibangun sepanjang tahun 2014 hingga sekarang. Total ada 1.569 kilometer panjang dari total 2.499 kilometer jalan tol di Indonesia.

Sedangkan jalan nasional yang berhasil dibangun Jokowi, menurut data yang disampaikannya, hanya sepanjang 19.000 kilometer.

(ed/ed)