Jakarta –
Presiden Amerika Serikat (Amerika SerikatJoe Biden mengatakan negara-negara G7 akan memberikan bantuan sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 310 triliun (kurs Rp 15.500) untuk Indonesia. Dana tersebut untuk membantu Indonesia dalam transisi energi, salah satunya dengan melakukan early shutdown pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU).
Hal ini disampaikan pada KTT G20 Bali beberapa hari lalu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut dana tersebut dalam berbagai bentuk, mulai dari hibah, pinjaman, hingga bantuan. Hanya, untuk saat ini belum ada rincian penyaluran dana tersebut.
“Ada grant, ada pinjaman, ada technical assistance, kita belum detail. Ini akan memakan waktu 3 bulan sampai 6 bulan. Kita sedang rapat. Menurut saya, pinjaman itu penting untuk investasi,” jelas Dirjen. Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana saat ditemui di DPR RI, Senin (21/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Jika nanti dananya berupa pinjaman, diharapkan diberikan bunga yang rendah. Dadan menegaskan, belum ada rencana detail penyaluran dana tersebut.
“Kalau pinjaman murah, ini yang kita kejar. Misalnya ya, kalau sekarang bunga dalam negeri 10%, misalnya dari luar 2%, misalnya ini lebih baik. Jadi kita cari uang murah. Tapi ini belum detail,” ujarnya. .
Di sisi lain, ada beragam jenis yang ditawarkan Indonesia agar dana tersebut bisa diperoleh. Dana tersebut juga digunakan untuk berbagai rencana yang mungkin sulit dilaksanakan atau di luar kemampuan Indonesia.
“Kami mengedepankan rencana investasi, rencana investasi, peta jalan sehingga 3 poin utama di dalamnya dapat dipenuhi dengan mengurangi emisi rumah kaca, EBT akan datang, emisi nol bersih semakin cepat, 2060 atau lebih cepat adalah apa yang kami tawarkan,” dia berkata.
“Mereka akan membantu kalau kita bergerak, kita sama-sama sepakat bantuan akan keluar jika Indonesia berkomitmen, apa komitmen untuk mengurangi emisi, banyak hal yang akan dibangun. Tapi yang dibangun di luar kemampuan kita, itulah yang dibantu,” dia melanjutkan.