Jakarta –
badai PHK sedang melanda Amerika Serikat. Sejumlah perusahaan di Negeri Paman Sam itu telah merumahkan puluhan ribu pekerjanya.
Bukan main-main jika beberapa perusahaan yang melakukan PHK ternyata merupakan perusahaan dengan kapasitas besar, bahkan beberapa perusahaan memiliki produk yang banyak digunakan oleh masyarakat di tingkat global.
Misalnya, baru-baru ini Alphabet yang merupakan perusahaan induk Google melakukan PHK. Microsoft pun sama, perusahaan teknologi tersebut juga melakukan PHK besar-besaran.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Bulan Januari dipenuhi dengan berita utama yang mengumumkan perusahaan setelah PHK perusahaan. Berikut daftar perusahaan yang akan melakukan PHK di AS pada Januari 2023 seperti dilansir CNN, Kamis (26/1/2023):
Alfabet
Perusahaan induk Google baru saja mengumumkan telah memberhentikan 12.000 karyawan di seluruh area dan wilayah produk, yang setara dengan 6% dari total tenaga kerjanya. Kekhawatiran atas resesi baru-baru ini menyebabkan pengiklan menarik diri dari bisnis periklanan digital inti mereka.
“Selama dua tahun terakhir kami telah melihat periode pertumbuhan yang dramatis. Untuk menyesuaikan dan mendorong pertumbuhan itu, kami merekrut untuk realitas ekonomi yang berbeda dari yang kami hadapi sekarang,” kata CEO Sundar Pichai.
Microsoft
Raksasa teknologi itu merumahkan 10.000 pekerja. Secara global, Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap dengan 122.000 di antaranya berbasis di AS. CEO Satya Nadella mengatakan Microsoft tidak dapat mengabaikan ekonomi global yang lebih lemah, dan PHK terpaksa dilakukan.
“Kami sedang mengalami masa perubahan yang signifikan, dan saat saya bertemu dengan pelanggan dan mitra, beberapa hal menjadi jelas,” kata Nadella dalam memo tersebut.
VoxMedia
Penerbit situs berita dan opini Vox, situs web teknologi The Verge dan New York Magazine, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka memangkas 7% staf mereka, atau sekitar 130 orang.
“Kami mengalami dan memperkirakan banyak tekanan ekonomi dan keuangan yang sama yang dihadapi industri media dan teknologi lainnya,” kata CEO Jim Bankoff.
Bersambung ke halaman berikutnya.