Jakarta –
Proyek Bendungan Cipanas telah selesai dibangun dan siap diresmikan. Bendungan berkapasitas 250,81 juta m3 ini akan dimanfaatkan sebagai tampungan air dan mengaliri kawasan segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana) yang berada di Kabupaten Indramayu dan Sumedang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan.
“Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani,” kata Basuki, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan selama 2016-2023 dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi (KSO) yang fokus pada pembangunan tubuh bendungan. Lalu ada PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung. Secara keseluruhan, biaya pembangunan Bendungan Cipanas sebesar Rp 2,03 triliun yang bersumber dari APBN.
Bendungan ini berlokasi di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kapasitasnya disebut-sebut 10 kali lebih besar dari Bendungan Kuningan dan diproyeksikan dapat menambah suplai air irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu seluas 9.273 hektare, khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas, Cikawung, dan Cibunut.
Dukungan air irigasi dari bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam para petani, dari yang sebelumnya menggunakan metode tadah hujan. Adapun lewat metode tada hujan, petani hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun mejadi 2 atau 3 kali panen.
Dengan kapasitas tampung tersebut, Bendungan Cipanas juga diharapkan dapat memenuhi air baku sebesar 850 liter/detik bagi kawasan industri Rebana dan kawasan permukiman, termasuk Bandara Kertajati.
Bendungan Cipanas dibangun setinggi 71,60 meter dengan tipe urugan inti tegak. Bendungan ini memiliki luas genangan 1.315,95 hektare yang juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan keberadaannya yang dapat mengurangi debit banjir sebesar 487,75 m3/detik. Bedungan ini juga berpotensi sebagai sumber pembangkit listrik sebesar 3 MW.
(shc/rrd)