Jakarta –
Kabar duka menyelimuti dunia otomotif Indonesia. Soebronto Laras, salah satu petinggi Indomobil Group tutup usia hari ini, Rabu (20/9/2023).
Kabar meninggalnya sosok tokoh otomotif nasional ini dikonfirmasi Harold Donnel, Head of Brand Development & Marketing Research 4W PT Suzuki Indomobil Sales Indonesia. Soebronto Laras meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra.
“Berita duka cita, telah meninggal dunia malam ini di RS Medistra jam 20.00 WIB malam ini, Bapak Soebronto Laras. Rumah duka di Jalan Bonang No. 5 Jakarta Pusat,” katanya kepada detikcom, Rabu (20/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soebronto Laras sudah lama berkecimpung di dunia otomotif Indonesia. Dia juga menjadi saksi sejarah perkembangan otomotif di Tanah Air.
Pria kelahiran 6 Oktober 1943 ini menyelesaikan pendidikannya dengan jurusan Mechanical Engineering, Paisley Technical College, Scotlandia, pada tahun 1970, dan jurusan Business Administration pada Hendon College Business Management, London, pada tahun 1972.
Soebronto Laras alias Yonto, dalam Soebronto Laras Meretas Dunia Otomotif Indonesia yang dikutip dari CNBC, sering berhubungan dengan Osamu Suzuki pemimpin Suzuki di Jepang. Produksi perakitan pun berjalan dan disusul dengan distribusinya. Fokus awal perusahaan itu adalah menjual sepeda motor terlebih dahulu. Pada 1980-an, dalam rangka memasarkan produk sepeda motor Suzuki, perusahaan kerap mengadakan balap motorcross di beberapa daerah.
Memasarkan sepeda motor di luar merek Honda bukan hal gampang. Soebronto Laras mengaku bahwa penjualan sepeda motor di Indonesia sangat didominasi Honda sebagai raja 4 tak kala itu. Untuk pasar 2 tak, Suzuki harus berbagi dengan Yamaha, Kawasaki dan Vespa.
Setelah penjualan sepeda motor berjalan, maka terpikir untuk menjual mobil dalam besar di pasaran Indonesia. Meski saingannya adalah Mitsubishi dan Toyota sangat sulit dilawan di pasaran Indonesia. Mula-mula Yonto dan perusahaan menawarkan carry ST-100 ke pasaran. Hasil awalnya buruk. Yonto berjuang mencari celah lain dalam bisnis mobil.
“Pada 1978 awal, terjadi panen cengkeh di Manado. Ketika merek lain sibuk di Jakarta dan di Jawa, dan mereka tidak memikirkan daerah saya langsung masuk ke Sulawesi Utara,” aku Soebronto (2005:110). Sebanyak 3.000 unit Carry ST-100 terjual di sana. Dari Manado, Carry yang mampu melalui tanjakan itu lalu berjaya di daerah lain.
Di bawah Yonto, terdapat Indomobil Utama yang merupakan agen tunggal mobil Suzuki di Indonesia dan Suzuki Indonesia Manufacturing yang memproduksi komponen sepeda motor.
“Pada tahun 1990, kami lebur semuanya dalam dalam Indomobil Suzuki Internasional,” aku Soebronto Laras (2005:103).
Tercatat semasa hidupnya, beliau juga pernah duduk sebagai Komisaris pada beberapa perusahaan yang tergabung dalam Grup Indomobil, antara lain: Komisaris Utama PT Nissan Motor Indonesia sejak tahun 1998, Komisaris Utama PT Indomobil Multi Trada sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. sejak tahun 2002 dan Komisaris Utama PT Hino Motors Manufacturing Indonesia sejak tahun 2003.
Simak Video “Impresi Pertama Suzuki XL7 Hybrid: Harga Naik Dikit, Teknologi Makin Komplit”
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)