Jakarta –
PT Asuransi Jasa Indonesia telah menutup puluhan kantor cabang dan merumahkan pekerja.
Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin melakukan model perumahan dan proses bisnis.
Direktur Utama Jasindo Andy Samuel Panggabean mengungkapkan hingga akhir tahun 2021 total karyawan tercatat sebanyak 927 orang. Kemudian jumlah kantor cabang dan perwakilan sebanyak 73 unit.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saat ini hingga Desember 2022, jumlah pegawai kita 665 orang dari 927 orang tahun lalu. Perwakilan kita sekarang 30 orang dari 73 orang,” ujarnya di Komisi VI DPR.
Dijelaskannya, kantor-kantor tersebut ditutup karena Jasindo membuat perubahan pada proses dan model bisnis. Andy mengatakan, kantor perwakilan ini biasanya hanya diisi 2 sampai 3 orang pegawai.
Pengurangan sumber daya manusia (SDM) dilakukan karena proses klaim sepenuhnya ditarik ke pusat. Jadi tidak perlu ada karyawan di kantor perwakilan.
Dia menjelaskan penutupan kantor-kantor tersebut karena Jasindo melakukan perubahan proses dan model bisnis. Andy mengatakan, kantor perwakilan ini biasanya hanya diisi 2 sampai 3 orang pegawai.
Pengurangan sumber daya manusia (SDM) dilakukan karena proses klaim sepenuhnya ditarik ke pusat, sehingga perwakilan dan cabang tidak lagi membutuhkannya.
Kondisi Keuangan
Andy menjelaskan, risk based capital (RBC) atau modal perusahaan tidak memenuhi ketentuan Dewan Jasa Keuangan (OJK). “RBC Jasindo tidak memenuhi ketentuan OJK sebesar 120%, diaudit -84,85%. Kami akan menjelaskan secara singkat apa yang menyebabkan hal itu terjadi,” ujarnya.
Andy mengatakan, saat ini manajemen sedang berupaya mengembalikan solvabilitas perseroan ke level yang sehat dan memperkuat fondasi bisnis agar tetap sustainable dan prudent.
Menurut Andy, dari kondisi keuangan Jasindo, perlu dilakukan upaya organik dan anorganik untuk merestrukturisasi portofolio reasuransi kredit.
Ia juga melakukan penyempurnaan model bisnis dan proses bisnis perusahaan. “Kami telah melepas 10% kepemilikan di Mandiri Inhealth dan 20% di Tokio Marine,” ujarnya.
Kemudian Jasindo juga menilai kembali optimalisasi dan potensi perusahaan yaitu menjual aset tetap. Ia menargetkan untuk memenuhi kebutuhan modal sebesar 120%.
(kil/das)