Jakarta –
Bank Indonesia (BI) menyatakan minat perbankan, baik simpanan maupun pinjaman, mengalami peningkatan. Pada bulan Januari terjadi kenaikan suku bunga deposito tenor 1 bulan menjadi 3,95%, meningkat 106 basis poin dibandingkan periode Juli 2022.
Kemudian suku bunga kredit Januari 2023 tercatat sebesar 9,25% atau naik 31 basis poin dibandingkan level Juli 2022.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Haru Koesmahargyo mengatakan, bank merupakan lembaga yang menyalurkan simpanan kepada pihak yang membutuhkan kredit.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Namun, kenaikan suku bunga acuan menjadi 5,75% bukan satu-satunya komponen yang menentukan besaran bunga pinjaman.
“Ada faktor lain yaitu permintaan kredit, ketersediaan likuiditas, persaingan dan risiko,” kata Haru dalam konferensi pers di Menara BTN, Kamis (16/2/2023).
Haru menjelaskan, jika faktor ini meningkat maka suku bunga juga akan mengikuti. “Kalau pertumbuhan ekonomi bagus, inflasi rendah dan bunga kredit naik, suku bunga deposito naik, itu wajar. Meski bukan satu-satunya komponen penentu,” ujarnya.
Per 31 Desember 2022, penyaluran kredit tercatat sebesar Rp298,28 triliun, meningkat 8,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp274,83 triliun.
Bank BTN juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77% yoy dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun pada 31 Desember 2022.
Peningkatan DPK tersebut didorong oleh peningkatan current account saving account (CASA) perseroan sebesar 19,13% yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022. Dengan kenaikan tersebut, cost of fund (CoF) perseroan turun 53 basis poin ( bps) yoy dari 3,13% di akhir tahun 2021 menjadi 2,60%.
Data BI menyebutkan pertumbuhan kredit perbankan pada Januari 2023 mencapai 10,53% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,35% (yoy) sejalan dengan pola musiman di awal tahun.
Di perbankan syariah, pembiayaan tumbuh lebih tinggi mencapai 20,9% (yoy) pada Januari 2023. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, terutama penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 29,66% (yoy) pada 2022.
Kredit yang tinggi atau didorong oleh sisi penawaran didukung oleh likuiditas dan standar yang memadai untuk pinjaman atau perbankan yang lemah.
(kil/dna)