Jakarta –
Peretas masuk ke jaringan Digital Barat (WD) dikatakan telah berhasil mencuri 10TB data dan menyandera data dari WD. Wow!
TechCrunch, yang berhasil menghubungi peretas yang menyebarkan ransomware, mengatakan para peretas mengambil sertifikat penandatanganan kode ransomware, nomor telepon eksekutif WD pribadi, data SAP Backoffice, dan bahkan mendapatkan akses administrator ke akun Azure WD.
Sebelumnya, WD mengaku mengalami insiden keamanan jaringan pada awal April lalu. Dalam hal ini, WD mengakui bahwa ada pihak ketiga yang dapat mengakses data dari sistem WD.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Akibat kejadian ini, jaringan cloud WD tidak bisa diakses selama 10 hari, dan jaringan My Cloud baru kembali online awal pekan ini, detikINET mengutip dari The Verge, Sabtu (15/4/2023).
Menurut TechCrunch, para peretas meminta uang tebusan dengan nilai minimal delapan digit. Jumlah tersebut harus dibayarkan agar data yang dicuri tidak bocor.
WD belum mengomentari situasi tersebut, tetapi jelas mereka berkoordinasi dengan penegak hukum dan ahli forensik dan keamanan siber dari luar perusahaan.
Menurut Western Digital, pembobolan yang terjadi pada 26 Maret lalu telah mengganggu sebagian operasional bisnisnya. Menurut mereka, para peretas dapat mengekstraksi data tertentu dari sistem mereka, dan Western Digital masih menyelidiki data yang diambil dan jenis ancaman yang akan terjadi jika data tersebut dicuri.
“Western Digital mengalami masalah layanan yang memengaruhi produk-produk berikut: My Cloud, My Cloud Home, My Cloud Home Duo, My Cloud OS5, SanDisk ibi, SanDisk Ixpand Wireless Charger,” tulis Western Digital pada 2 April.
Tonton Video “Masalah Anggaran BSSN Edge Naik Karena Bjorka Hacker”
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)