Jakarta –
Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) meminta PT Indobuildco milik Pontjo Sutowo mengosongkan Hotel Sultan. Tenggat waktu yang diberikan untuk mengosongkan kawasan Blok 15 tersebut ditetapkan 29 September 2023.
“Menghitung hari berarti jam 12 (malam) teng nanti. Kata Kapolri kalau tidak dikosongkan, ada hukum pidana, ada tipikornya,” kata Tim Kuasa Hukum PPKGBK Saor Siagian dalam media briefing di Kantor PPKGBK, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2023).
Saor mengatakan pihaknya telah berkirim surat kepada PT Indobuildco agar pengosongan Hotel Sultan segera dilakukan. Hal itu sesuai habisnya masa berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) No.26/Gelora dan No.27/Gelora yang berakhir pada Maret dan April 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sampai detik ini mereka nggak pernah mengajukan surat atau ucapan untuk mohon izin (perpanjangan), tidak ada. Padahal sebagai pemegang HPL (Hak Pengelolaan) ya PPKGBK,” tegasnya.
Saor menegaskan bahwa 1 barang pun yang ada di Hotel Sultan tidak akan diambil PPKGBK. Pihaknya meminta tanah milik negara itu dikembalikan dalam keadaan kosong.
“Kalau menanggapi dengan baik, maka tanah ya dikosongkan. 1 butir pun barang-barang itu kita tidak ambil, kita letakkan di situ, kemudian mereka ambil,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Kuasa Hukum PPKGBK Chandra Hamzah juga menegaskan bahwa barang-barang Hotel Sultan tidak akan diambil karena itu menjadi haknya. Berbeda dengan tanah yang berdiri di atasnya, merupakan hak milik negara yang dibebaskan pada tahun 1959-1962.
“Di situ ada selimut, tempat tidur, sendok, tolong dikosongkan lah. Kita berharap pihak Indobuildco cukup mengerti yang mana haknya dan mana yang bukan haknya. Sendok, garpu, tempat tidur, AC, properti hotel, itu kita percaya (haknya Indobuildco),” tuturnya.
Saat ditanya apakah pengosongan yang dimaksud dalam bentuk lahan atau bangunan, Chandra menyebut itu merupakan hal teknis yang bisa dibicarakan antara pihak Hotel Sultan dengan PPKGBK.
“Pengosongan itu masalah teknis, derajatnya di bawah yang lebih filosofis yaitu mau kosongkan atau nggak. Masalah teknis kita bisa bicara,” imbuhnya.
(aeb/rrd)