liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Ekonomi Melaju Tanpa Hambatan di Jalan Bebas Hambatan

Jakarta

Sejarah tol di Indonesia tidak lepas dari keberadaan tol Jagorawi. Jalan tol sepanjang 59 km ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia dan pelopor industri jalan tol di tanah air.

Tol Jagorawi yang namanya diambil dari akronim Jakarta-Bogor-Ciawi ini dibangun oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada tahun 1975. Tol tersebut kemudian selesai dan beroperasi pada tahun 1978.

Sejak beroperasi, tol ini berperan penting dalam memperlancar komunikasi di wilayah terkait. Tak hanya itu, keberadaan Jagorawi berperan penting dalam menciptakan pusat ekonomi baru di sekitar tol tersebut.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Misalnya Depok, Cikeas, Bogor hingga Sentul yang kini hidup dan berkembang. Secara umum, keadaan ini dapat dilihat dari perkembangan kawasan pemukiman di kawasan tersebut.

Keberhasilan dan semangat untuk menciptakan pusat-pusat ekonomi tersebut terus digaungkan oleh pemerintah. Sejak menjadi presiden pada 2014, Joko Widodo (Jokowi) telah menempatkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas sebagai prioritas.

Salah satu percepatan pembangunan adalah Tol Trans Jawa yang menghubungkan bagian barat dan timur Pulau Jawa. Akhir tahun 2018 lalu, Jakarta dan Surabaya resmi terhubung dengan jalan tol.

Saat itu, kata Jokowi, dengan terkoneksinya Jakarta-Surabaya dengan tol diharapkan berdampak baik bagi perekonomian.

“Kita berharap dampak selesainya Jakarta-Surabaya, Merak-Grati benar-benar memberikan dampak ekonomi yang baik bagi kita semua,” kata Jokowi saat itu.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menjelaskan, infrastruktur yang lebih baik di suatu negara, seperti jalan tol, akan menciptakan titik pertumbuhan ekonomi baru. Menurutnya, hal ini dapat mendorong perputaran roda ekonomi yang lebih merata ke berbagai daerah.

Dari sisi bisnis, efisiensi waktu tempuh melalui jalan tol dapat menekan biaya logistik. Pengusaha juga dapat mengurangi biaya kontrak dengan perusahaan pelayaran.

“Misalnya dengan tol Trans Jawa, pengemudi truk dari Jakarta menuju Semarang mengaku bisa menghemat bahan bakar minyak (BBM) hingga 200 liter dibandingkan dengan jalur normal,” ujarnya kepada detikcom.

Ia juga mengatakan kemudahan akses distribusi logistik melalui Tol Trans Jawa menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis di beberapa kawasan industri. Apalagi saat ini sedang berkembang beberapa kawasan industri yang berlokasi di dekat jalan tol.

“Jawa Tengah saat ini mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang dan Kawasan Industri Kendal (KIP). Sedangkan Jawa Timur mengembangkan KEK Gresik dan Banten mengembangkan Kawasan Industri Balaraja. Jawa Barat tidak hanya mengembangkan kawasan industri, tapi juga Bandara Internasional Kertajati,” jelasnya.

Tak hanya itu, keberadaan tol ini juga mendorong pusat-pusat ekonomi baru seperti SPBU, restoran, dan pemukiman. Kemudian, rest area tersebut akan dijadikan sebagai tempat penjualan produk-produk UKM, sehingga dampaknya akan dirasakan oleh para pelaku UKM lokal khususnya di bidang kuliner.

“Semua dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh pelaku ekonomi lainnya, tetapi juga meningkatkan pendapatan PAD (pendapatan daerah) bagi pemerintah daerah,” jelasnya.

Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengatakan kepada detikcom, keberadaan Tol Trans Jawa telah mengubah pola pergerakan dari Jakarta Timur ke Jakarta. Dia mencontohkan, Bus Antar Daerah (AKAP) yang dulunya beroperasi pada malam hari, kini kebanyakan berangkat pada pagi dan sore hari. Hal ini membuat mobilitas masyarakat meningkat.

“Dari sisi ini memang jalan tol mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Suasana Tol Kanci-Pejagan, ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc. Foto: FOTO ANTARA/Hafidz Mubarak A

Sejarah Panjang Menghubungkan Bangsa

Semangat mengedepankan konektivitas dan menggerakkan perekonomian memang telah tertanam kuat dalam sejarah panjang beroperasinya perusahaan jalan tol milik pemerintah ini. Terbukti sejak mengoperasikan Tol Jagorawi pada tahun 1978, Jasa Marga terus melakukan percepatan pembangunan tol hingga saat ini.

Tercatat hingga 2022, panjang konsesi tol tersebut mencapai 1.906 km. Sedangkan tol yang sudah beroperasi mencapai 1.260 km atau menguasai 50% tol yang beroperasi di seluruh Indonesia.

Pembangunan jalan tol tidak hanya terkonsentrasi di Jawa, tetapi juga di luar Jawa. Di Pulau Jawa, Jasa Marga mengoperasikan beberapa ruas tol antara lain Tol Jakarta-Tangerang, Tol Prof Dr Ir Soedijatmo, Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran, Tol Batang-Semarang, Tol Semarang ABC, Tol Semarang-Solo hingga Tol Pandaan-Malang.

Di Sumatera, Jasa Marga mengoperasikan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Kemudian di Bali ada Jalan Raya Bali Mandara.

Tak hanya itu, Jasa Marga juga mengoperasikan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan dan Tol Manado-Bitung di Sulawesi.

Jasa Marga terus membangun jalan tol dan sebagian sudah memasuki tahap konstruksi. Berdasarkan data Jasa Marga, pembangunan Tol Jakarta Selatan-Cikampek II Seksi III Taman Mekar-Sadang sudah mencapai 55,18%. Ruas ini memiliki panjang 27,85 km.

Selanjutnya Tol Cinere-Serpong Seksi II Pamulang-Cinere sudah mencapai 87,74%. Ruas ini memiliki panjang 3,64 km.

Bukan Hanya Secara Fisik

Pembangunan infrastruktur yang terus digenjot tidak hanya sebatas bentuk fisik jalan tol tetapi juga non fisik yang meliputi pengembangan sistem pembayaran hingga digitalisasi untuk meningkatkan pelayanan.

Dalam sistem pembayaran, transformasi dilakukan dengan mengubah sistem pembayaran tunai menjadi uang elektronik. Transformasi ini memberikan berbagai manfaat, tidak hanya bagi pengguna tetapi juga pengelola tol.

Bagi pengguna tol, perubahan sistem pembayaran ini memberikan keuntungan besar karena membutuhkan waktu transaksi yang singkat. Pengguna juga tidak perlu repot menghitung kembalian setelah transaksi. Alhasil, tidak terjadi antrean panjang di gerbang tol alias macet.

Cara pembayaran ini juga sangat praktis. Pasalnya, uang elektronik yang diterbitkan berbagai penerbit dapat dibaca pembaca di gerbang tol.

Dari sisi pengelolaan tol, penggunaan uang elektronik membuat pemasukan yang masuk tercatat dengan sangat akurat. Hal ini dikarenakan pembayaran tidak dilakukan secara tunai dimana ada resiko uang hilang atau rusak.

Sistem pembayaran terus dikembangkan. Yang terbaru, sistem pembayaran tol tanpa henti atau multi-lane free flow (MLFF) akan dikembangkan. Sistem transaksi ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna jalan tol untuk bertransaksi melalui aplikasi khusus di smartphone. Dengan sistem ini, transaksi di gerbang tol tidak ada lagi dan pengguna bisa langsung lewat.

Tol Bali Mandara yang dikelola Jasa Marga akan menjadi pelopor sistem pembayaran terbaru ini. Uji coba direncanakan pada Maret 2023.

“Mulai di Bali kita uji Tol Bali Mandara, Maret kalau tidak salah,” kata Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian di Kompleks DPR/MPR. pada 17 Januari 2023.

Tak hanya itu, digitalisasi juga dilakukan pengelola tol untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan. Melalui digitalisasi ini, pengguna jalan bisa mendapatkan berbagai keuntungan hanya dengan memegang smartphone.

Sejak Mei 2019, Jasa Marga menghadirkan aplikasi Travoy. Aplikasi ini terus dikembangkan dan kini memiliki berbagai fitur.

Fitur-fitur tersebut menyediakan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan pengguna jalan. Berbagai fitur tersebut antara lain Tarif Tol yang memberikan informasi tarif tol sesuai kelas kendaraan. Rest Areas, yaitu fitur yang memberikan informasi mengenai rest area meliputi lokasi, fasilitas dan kapasitas parkir. Kemudian, Tow Online merupakan fitur yang memberikan layanan derek yang praktis dan realtime di jalan tol.

Ada juga Panic Shake yang merupakan fitur untuk meminta pertolongan saat pengguna jalan tol dalam bahaya. Selain itu, Map & CCTV merupakan fitur untuk memantau kondisi tol melalui aplikasi secara real time.

Jasa Marga selalu berinovasi dalam melayani pengguna tol di seluruh Indonesia. Salah satu inovasi terbaru adalah pembangunan Jasa Marga Toll Command Center (JMTC) berbasis Intelligent Transport System (ITS) dan aplikasi Travoy. Foto: 20 Detik/Fashal

Dorong Performa, Lanjutkan Inovasi

Di tahun ke-45 berdirinya, Jasa Marga terus memacu kinerja dan inovasi. Pada tahun 2022, Jasa Marga mencatatkan kinerja yang baik dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,75 triliun. Laba ini meningkat pesat, meningkat sebesar 70,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp 13,8 triliun, meningkat 17,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan usaha ini ditopang oleh pendapatan tol sebesar Rp. 12,4 triliun, naik 15,4% dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp. 1,4 triliun, naik 35,2%.

Sepanjang tahun 2022, Jasa Marga akan melanjutkan program daur ulang aset sebagai strategi korporasi untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan bisnis perusahaan. Diantaranya adalah spin-off divisi regional Jasa Marga Tol Transjawa kepada anak perusahaan PT Jasamarga Transjawa Toll dan penandatanganan perjanjian jual beli antara perseroan dengan PT Margautama Nusantara untuk PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek yang merupakan anak usaha PT Jasamarga Transjawa. Tol yang mengelola Flyover MBZ.

Jasa Marga juga mengembangkan inovasi berbasis teknologi untuk terus meningkatkan pelayanan. Sejumlah inovasi yang dikembangkan pada 2022 antara lain integrasi kamera speed and weight-in-motion (WIM) dengan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Korlantas Polri di beberapa tol Jasa Marga, implementasi Peta Digital Terintegrasi Jasamarga di Jasa Marga. Command Center Jalan Tol Marga untuk pengembangan fitur baru Travoy yaitu Traffic Events yang dilengkapi dengan push notification.

Di usianya yang ke-45, Jasa Marga telah meningkatkan masa konsesinya dari tahun ke tahun. Sejalan dengan itu, Jasa Marga juga menambah panjang jalan tol yang beroperasi.

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, untuk mempertahankan kinerja, Jasa Marga perlu terus beradaptasi dalam membangun konektivitas. Hal ini untuk mewujudkan tol yang unggul dan berkualitas.

“Untuk menghadapi tantangan yang lebih banyak, tentunya kami perlu menerapkan berbagai jenis inovasi dan kolaborasi guna meningkatkan potensi bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Kami juga harus konsisten dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jalan tol untuk mewujudkan perjalanan yang aman dan nyaman, serta terus berlanjut. untuk memenuhi prinsip-prinsip tata kelola manajemen yang baik, perusahaan yang baik dan benar, berdasarkan nilai-nilai inti MORAL,” jelas Subakti.

(acd/dna)