Jakarta –
Di sebuah tempat di Madinah, Arab Saudi, terdapat objek wisata unik yaitu Jabal Magnet atau Bukit Magnet. Seperti namanya, bukit ini menampilkan fenomena magis seperti daya tarik magnet.
Bukit yang terletak sekitar 30 menit dari Madinah ini disebut oleh penduduk setempat sebagai Wadi Al-Baida atau Wadi Al-Jinn. Objek wisata populer ini ditawarkan kepada para peziarah yang berkunjung ke Madinah.
Jalan menuju bukit menawarkan pemandangan ladang kurma, padang pasir, perbukitan berbatu yang indah, danau buatan, dan kawanan unta yang sedang merumput.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Selain menikmati pemandangan, tentunya para wisatawan yang datang terheran-heran melihat dan merasakan sendiri fenomena daya tarik magnet di kawasan tersebut.
“Mudah ditemui puluhan mobil dan bus di Wadi Al-Jinn yang ingin merasakan fenomena gravitasi balik yang menyebabkan mobil terguling menuruni bukit,” kata pengemudi sekaligus pemandu wisata Abdullah Al-Harbi dikutip dari Arab News, Sabtu (21/1/2023) ).
“Orang-orang juga mencoba menyiramkan air ke aspal dan menggelinding di jalan untuk membuktikan bahwa mobil itu bergerak dengan sendirinya,” ujarnya.
Pengaruh Jabal Magnet sangat terasa pada kendaraan bermotor. Saat mesin dimatikan, mobil yang hendak keluar kawasan dapat melaju dengan kecepatan hingga 100 km/jam hingga empat kilometer dari lokasi.
Sebaliknya, ketika mendekati suatu daerah, kendaraan bermotor yang hendak mendekat akan terasa terdorong lebih keras seperti naik atau turun bukit, meskipun medannya tampak datar.
Efek magnetisme pada logam juga terasa jika kita mengamatinya dengan kompas. Di daerah ini, jarum kompas akan langsung berputar seperti kehilangan arah.
Mitosnya, daerah ini adalah tempat jin. Karena itulah nama lain dari tempat ini adalah Wadi Al-Jinn. Penduduk setempat mengaku sering mendengar suara-suara yang meminta mereka pergi pada malam hari.
Penjelasan ilmiah
Ada dua teori yang masih diperdebatkan terkait fenomena Bukit Magnet. Teori pertama adalah fenomena anti-gravitasi. Banyak yang mempercayai teori ini percaya bahwa fenomena tersebut terjadi karena bukit-bukit ini memancarkan energi magnet dalam jumlah besar.
Sedangkan pendapat kedua sama sekali menentang fenomena antigravitasi. Teori kedua mengatakan bahwa fenomena di mana area tersebut terasa magnet sebenarnya adalah ilusi optik yang diciptakan oleh medan naik dan turun.
Lanskap di sekitar kawasan, baik gunung, bebatuan atau pepohonan, menyatu dengan cakrawala dan posisinya sedemikian rupa sehingga menipu pikiran dan mata kita.
Dengan demikian, daerah di mana ‘gaya magnet’ dirasakan sebenarnya merupakan ilusi optik dari medan daerah sekitarnya yang memberikan kesan bahwa lereng yang agak ke bawah seolah-olah merupakan lereng yang menanjak.
Fenomena Bukit Magnet Madinah juga merupakan ilusi optik yang terlihat seperti lereng yang menanjak sebenarnya adalah lereng yang landai.
Tidak hanya di Arab Saudi, fenomena medan magnet ada di berbagai negara, antara lain Indonesia (Bukit Radar di Aceh), Korea Selatan (Jalan Dokkaebi), Amerika Serikat (Bukit Gravitasi), India (Leh Ladakh) dan lain-lain.
Simak Video “Fenomena Ikan Melompat ke Pantai di Kepulauan Seribu”
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)