Jakarta –
Harga Pertamax resmi turun dari Rp 13.900 menjadi Rp 12.800 per liter. Namun, sejumlah tukang ojek online mengaku belum puas. Mereka berharap BBM bersubsidi seperti Pertalite juga bisa dikurangi.
Menurut seorang pengemudi ojol bernama Aris (28) yang ditemui detikOto di SPBU MT Haryono, Jakarta Selatan, penurunan harga Pertamax hanya bisa dinikmati kalangan menengah. Sedangkan untuk tukang ojek, nominal Rp 12.800 per liter masih tergolong mahal.
“Kalau beli Pertalite 3 liter hanya Rp 30.000, jadi kalau Pertamax dapat Rp 38.000. Beda tipis Rp 8.000 lebih. Jadi kalau bisa Pertalite juga akan turun,” kata Aris. saat bertemu Detik otomatisSelasa malam lalu (3/1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
SPBU Pertamina di MT Haryono diserang setelah harga Pertamax anjlok. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Tak ingin pamer, Aris tak meminta harga Pertalite semurah dulu. Ia hanya berharap Pertalite bisa turun meski hanya sedikit.
“Ya Pertamax sudah habis, Pertalite juga harus. Tidak perlu turun sama sekali, tidak perlu seperti harga dulu (Rp 7.000/liter). dikit, lumayan lah,” kata Aris sambil tertawa.
Di lokasi yang sama, pengemudi ojol lainnya, Hamdan (38) mengaku sudah lama menggunakan oli Pertamax. Namun, dia setuju jika harga Pertalite juga diturunkan. Ini karena teman-temannya di lapangan lebih banyak menggunakan bahan bakar beroktan 90.
“Supaya orang lapangan seperti ojol bisa hemat sedikit ya cukup yang lain juga bisa bikin kopi,” kata Hamdan.
Alasan Pemerintah Tidak Turunkan Harga Pertalite
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan harga Pertalite tidak akan turun dalam waktu dekat. Pasalnya, harga nominal BBM ini masih tinggi yakni Rp 11.000 lebih per liter.
“Perlu diketahui juga bahwa BBM berbantuan pemerintah seperti Pertalite memiliki harga dunia yang tinggi, sementara harga jual kami masih Rp 10.000/liter, pemerintah tetap membantu Rp 1.100 (per liter). ,” ujar Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan harga Pertalite tidak akan diturunkan. Foto: FOTO ANTARA/Dhemas Reviyanto
Erick memastikan pemerintah selalu berupaya agar harga BBM bersubsidi tetap rendah. Menurutnya, dikutip dari CNBC, upaya tersebut harus lebih banyak dilakukan di tengah perekonomian dunia yang tidak menentu.
“Makanya hal ini kita dorong agar di tahun 2023 banyak negara yang mengalami resesi, semoga tekanan resesi dunia tidak terjadi di Indonesia, maka kita harus saling bekerjasama. Saya pribadi yakin kita akan selalu ada. Kita harus atasi semua persoalan yang terjadi secara dinamis. Masalah itu bukan harus dihindari, tapi harus diatasi,” ujarnya.
Simak video “Respon Konsumen Kenaikan Tarif Ojol: Sedikit Kecewa – Wajar”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/din)