Jakarta –
Logam tanah jarang menjadi primadona. Komoditas ini diburu oleh negara-negara Eropa.
Tidak mengherankan, penemuan sumber daya pertambangan logam tanah jarang baru-baru ini di Swedia utara mengejutkan Eropa. Pasalnya, logam tanah jarang belum pernah ditambang di Eropa dan selama ini Eropa bergantung pada pasokan dari China.
Ternyata logam tanah jarang ini tersimpan di Indonesia. Namun, ‘harta’ ini belum dimanfaatkan secara optimal.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sugeng Mujiyanto mengatakan, hal itu ada logam tanah jarang biasanya berasosiasi dengan timah, bauksit, dan nikel.
“Rare earth biasanya ditemukan yang berasosiasi dengan timah, pertama. Kedua, berasosiasi dengan aluminium, bauksit. Ketiga, berasosiasi dengan nikel. Di situlah tempatnya,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023 ).
Lokasi Logam Tanah Langka
Dia mengatakan, beberapa daerah memiliki potensi logam tanah jarang. Namun, dia tidak mengetahui detailnya.
“Ada di Sulawesi, Sumatera, dan di Kalimantan kurang lebih. Saya tidak tahu persis tahun ini di mana, yang jelas di daerah itu. Saya tidak terlalu detail,” ujarnya.
Seperti namanya, logam tanah jarang langka. Sugeng mengatakan, untuk mengejar logam tanah jarang, kita akan membicarakan faktor skala ekonomi.
Sugeng mengatakan, pihaknya akan melihat negara lain menggarap logam tanah jarang ini. “Kami akan coba buat benchmark, bagaimana mengelolanya agar kami bisa melakukan hal yang sama,” katanya.
Logam tanah jarang sendiri memiliki banyak fungsi. Salah satunya digunakan untuk sektor pertahanan karena tidak terdeteksi radar.
“Untuk pertahanan, karena dia juga siluman, dia tidak bisa dideteksi radar, memantulkan radar, jadi tidak terdeteksi radar. Dalam bentuk cat, bisa macam-macam,” ujarnya.
Logam tanah jarang juga dapat digunakan untuk menjadi magnet bagi generator. “Kemungkinan juga nanti monazite mengandung thorium. Kalau pembangkit thorium banyak terkumpul,” ujarnya.
(acd/gbr)