Jakarta –
Kementerian Perindustrian menargetkan Indonesia dapat memproduksi satu juta unit mobil listrik pada tahun 2035. Target tersebut dicanangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi CO2. Apakah targetnya realistis dan dapat dicapai?
Ketua Umum I Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Jongkie D. Sugiarto mengatakan, industri otomotif Indonesia optimistis mampu memenuhi target tersebut. Asalkan industri bisa membuat produk kendaraan listrik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.
Jongkie menjelaskan kendaraan listrik bisa diterima masyarakat jika harganya terjangkau yakni Rp 300 juta. Dengan kisaran harga tersebut, banyak pengguna yang mampu membeli kendaraan ramah lingkungan ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kenapa enggak? Yang penting sekarang produknya ada, harganya terjangkau. Sekarang saya tanya, dari 960 ribu unit (target penjualan mobil 2022), 40% (400 ribu unit) adalah tipe MPV 4×2, plus 22% itu tipe LCGC (KHB2 ) ).Ke 2 model itu udah 60% berarti 600rb..kita balik lagi harganya berapa?dibawah Rp 300jt.Jadi ada mobil listrik yang harganya (seberapa ?) Karena daya beli masyarakat ada (angka), karena pendapatan per kapita kita USD 4.300 per kepala,” kata Jongkie kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
“Nah, kalau ada brand yang bisa menawarkan mobil listrik dengan harga yang naik turun sedikit dari harga itu (Rp 300 juta), pasti laris,” kata Jongkie optimis.
Saat ini di pasar Indonesia terdapat produk mobil listrik baterai dengan kisaran harga Rp 238 juta hingga Rp 295 juta. Namun, menurut Jongkie, produk tersebut belum mampu memenuhi permintaan konsumen Indonesia. Karena mereka lebih memilih mobil yang bisa memuat banyak orang.
“Begini, yang dibutuhkan masyarakat itu mobil lima pintu, kalau bisa ada tujuh seat, itu yang mau (mau). Jadi jangan bilang Air ev, Air ev Rp 295 juta tapi punya dua. pintu yang dibutuhkan masyarakat (lima pintu, tujuh penumpang) Apakah ada sesuatu?
“Kalau mobil hybrid bagaimana? Mobil hybrid kalau harganya tidak terlalu tinggi akan banyak diminati karena biaya operasionalnya rendah, konsumsi bahan bakar akan jauh lebih irit. Kalau kita bicara polusi, sudah pasti (rendah emisi). , karena mesinnya kadang hidup kadang tidak. Polusi akan terlalu rendah. Jadi ya kriterianya begitu. Kalau ada (target) satu juta (mobil listrik tahun 2035) itu bukan tidak mungkin. Makanya Pak (Menko Perekonomian) ) Airlangga optimis, kita juga optimis,”
Tonton videonya “Wuling Air ev masih mahal, harusnya harga mobil listrik rakyat segitu”
[Gambas:Video 20detik]
(lua/lth)