Jakarta –
Pemerintah sedang menyelesaikan insentif kendaraan listrik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sedang bernegosiasi dengan Dewan Rakyat (DPR) untuk anggaran insentif ini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan dalam Saratoga Investment Summit 2023, subsidi sepeda motor listrik akan dibagi menjadi dua kelompok. Untuk bensin dikonversi ke motor listrik dan baru dari pabrikan. Subsidinya Rp 7 juta per unit.
Pendiri Elders Garage, Heret Frasthio mengatakan, insentif ini dapat memberikan angin segar bagi bengkel bersertifikat dan masyarakat yang ingin mengubah atau membeli sepeda motor listrik.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Untuk bergerak menggunakan kendaraan listrik membutuhkan dukungan dari pemerintah. Keduanya mendukung sepeda konversi dan sepeda pabrikan.
“Sebenarnya yang namanya insentif, makin besar makin bagus kan? Tapi kalau lihat Rp 7 juta itu wajar. Motor listrik pabrikan dan konvertibel bisa dapat subsidi dengan nilai yang sama,” ujarnya. detikcomMinggu (29/1/2023).
Dijelaskan Heret, untuk sepeda motor konversi ini memiliki keunggulan TKDN yang lebih tinggi karena banyak diproduksi di dalam negeri. Ia mengatakan, sejak wacana insentif bergulir, masyarakat yang ingin pindah agama masih cenderung menunggu kepastian.
“Jadi saya berharap insentif ini lebih cepat dan lebih baik. Jangan digantung seperti itu,” imbuhnya.
Pemilik Bintang Racing Team, Tomy Huang mengatakan, pemerintah diharapkan tidak hanya memperhatikan insentif. Namun juga beberapa kendala seperti pengetesan tipe dan pemeliharaan STNK dan plat biru.
“Ada kendala, yaitu tes jenisnya. Di beberapa Polsek, Polsek atau Samsat, banyak yang tidak tahu berapa biayanya. Di provinsi juga ada polisi yang tidak tahu cara ganti STNK ini. informasi akan lebih jelas,” imbuhnya.
(kil/das)