Tokyo –
Meski belum menjual kendaraan elektrifikasi di Indonesia, Daihatsu sudah pernah memperkenalkan dua mobil listrik konsep Ayla EV dan Vizion-F di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Namun setelah perkenalan itu, belum ada tanda-tanda Daihatsu akan memproduksinya sebagai produk massal. Apa pertimbangannya?
Ayla EV diperkenalkan Daihatsu pada GIIAS 2022. Model ini merupakan hasil konversi dari mobil LCGC (Low Cost Green Car) terpopuler Daihatsu, Ayla. Ayla EV dibangun dari Ayla bermesin 1.200 cc, transmisi manual, hanya saja ada perubahan pada desain bodi yang unik dan lebih bernuansa futuristis.
Sementara itu, Daihatsu Vizion-F merupakan kendaraan listrik niaga yang mengambil basis Daihatsu Gran Max. Mobil ini menggunakan baterai dengan kapasitas 28 kWh dan motor listrik dengan daya 35 kW. Vizion-F mampu menempuh jarak 200 km saat baterai terisi penuh dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daihatsu Perkenalkan Vizion-F di GIIAS 2023 Foto: Grandyos Zafna
Direktur Marketing and Planning & Communication Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani mengatakan, saat ini Daihatsu belum memiliki rencana untuk menjadikan Ayla EV dan Vizion-F sebagai produk massal. Sebab semuanya masih dalam tahap penelitian. Namun arah Daihatsu jelas, menuju netralitas karbon.
“Kita sudah dua kali men-display concept car. Mempelajari semua hal yang terkait dengan concept car di mobil hybrid (listrik), kemarin ada Ayla EV dan Vizion-F. Jadi kita akan masuk ke sana, hybrid dan EV. Kita menuju ke sana (kendaraan ramah lingkungan), nanti kita infokan waktunya,” kata Agung kepada wartawan di Tokyo (24/10/2023).
Lanjut Agung mengatakan, salah satu tantangan Daihatsu dalam memproduksi kendaraan elektrifikasi secara massal adalah karena faktor konsumennya. Menurut Agung, target konsumen kendaraan listrik biasanya ada di segmen second buyer. Sementara produk-produk Daihatsu saat ini ada di segmen first buyer alias pembeli mobil pertama.
“Jadi sangat tergantung dengan (segmen) kustomer yang kita bidik. Kalau first buyer, apakah proses edukasi untuk memiliki hybrid dan EV itu sudah mumpuni di Indonesia. Itu salah satu pekerjaan rumah kita ya. Karena balik lagi untuk Daihatsu itu (segmennya) di first buyer,” sambung Agung.
“Dan proses studi (kendaraan listrik) itu kan nggak dalam satu tahap selesai. Namanya juga concept car kan, jadi kita terus mempelajarinya. Dan studi itu punya proses sampai dia menjadi mobil yang layak (diproduksi massal),” jelas Agung.
Simak Video “Daihatsu Pamer Calon Penerus Gran Max Masa Depan Bernama Vizion-F”
[Gambas:Video 20detik]
(lua/dry)