Jakarta –
PT PERTAMINA (Persero) menyatakan asuransi akan menanggung kerugian akibat kebakaran Kilang Dumai yang terjadi pada Sabtu (1/4) malam. Akibat kejadian tersebut, dipastikan tidak ada kerugian negara.
“Terkait asuransi, kami ditanggung asuransi dan sampai hari ini beberapa kejadian yang terjadi ditanggung asuransi. Tidak terjadi apa-apa, selain itu tidak ada kerugian negara,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII. DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Mengenai nilai kerugian akibat kebakaran di Kilang Dumai, diakui masih dalam perhitungan karena masih dilakukan penyelidikan dan inventarisasi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Untuk Kilang Dumai belum selesai karena kita masih melakukan investigasi dan inventarisasi dan tentunya kita berharap ini semua aman dari segi sosial, dampak sosialnya bisa kita kelola,” ujar Nicke.
Demikian disampaikan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Adityawarman. “Angka (kerugian) masih dihitung, karena penduduk juga melakukan pemetaan, ada pertumbuhan. Untuk asuransi, perkiraan awal kemarin masih bisa ditanggung oleh asuransi yang ada. Tapi saya belum mendapat laporan detail tentang angka itu. ,” dia berkata.
Pasca kebakaran, pengoperasian unit Pabrik Dumai dihentikan sementara dan sebagai gantinya permintaan akan dipasok dari Pabrik Kilang Balikpapan, Pabrik Plaju dan Pabrik Cilacap. Kilang Dumai direncanakan baru beroperasi kembali pada 15 April 2023.
“Rencana perbaikan fasilitas ditargetkan beroperasi penuh pada 15 April 2023. Tentunya melalui proses pemeriksaan, perbaikan sistem, perangkat keras sebelum kita mulai lagi,” jelas Taufik.
Taufik menegaskan tidak ada lagi impor BBM tambahan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri setelah kilang Dumai terbakar.
“Secara grafis, secara umum dengan adanya kejadian di Dumai, maka jaminan pasokan BBM Insya Allah tidak akan terputus dan kami tidak berencana meningkatkan impor untuk mengimbangi kekurangan produksi di Dumai,” ujarnya.
(bantuan/eds)