Jakarta –
Program lumbung pangan atau food estate (FE) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperkuat produksi pangan dalam negeri. Karena saat ini, dinamika global membuat setiap negara harus memastikan stok pangan tetap terjaga.
Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, ada sejumlah kawasan yang dijadikan sebagai lahan pertanian pangan, salah satunya di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Menurutnya, lumbung pangan di daerah tersebut merupakan hasil kerjasama berbagai pihak.
“Kementan sudah diamanatkan bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk membangun kawasan food estate di Humbahas. Kami bekerja sesuai rencana dan hasil design investigation survey atau SID,” kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Selasa ( 31). /1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kami merintis pembukaan lahan yang benar-benar baru seluas 215 hektar, ternyata hasil produksinya cukup bagus untuk ukuran awal. Seiring dengan proses perbaikan sifat fisik dan kimia tanah, penguatan irigasi dan infrastruktur jalan serta membantu petani, produktivitas menunjukkan tren peningkatan,” lanjutnya.
Berdasarkan jumlah tersebut, dia menjelaskan pada masa tanam pertama yang dipanen pada awal 2021, rata-rata produktivitas bawang merah 5,7 ton/ha, bawang putih 2,7 ton/ha dan kentang industri 10,2 ton/ha. Kemudian pada musim berikutnya terjadi peningkatan hasil panen pada lahan yang diusahakan oleh petani secara mandiri atau bermitra dengan offtaker.
“Misalnya kemitraan kentang dengan PT Indofood bisa menghasilkan lebih dari 20 ton/ha, kemitraan bawang putih dengan PT Parna Raya mencapai 6,5 ton/ha dan bawang merah petani swadaya mencapai 7,5 ton/ha,” jelasnya.
Ia menyebutkan, seluruh lahan yang berhasil dibuka seluas 215 hektar pada musim tanam 2020. 70% lahan masih dikelola oleh keberlanjutan usaha perkebunannya. Sisanya tidak ditata ulang karena berbagai faktor seperti kepemilikan lahan dan keterbatasan akses di dalam kawasan.
“Sejak April 2021, pengelolaan kawasan FE Sumut dilakukan oleh Tim Peralihan yang dipimpin oleh Bupati Humbahas dan tenaga ahli dari Kemenko Maritim dan Investasi,” ujarnya.
Prihasto menjelaskan, tim terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai target perluasan lahan menjadi 1.000 hektare. Pola pembangunan daerah menggunakan kemitraan antara kelompok tani dan swasta. Sehingga petani bisa mendapatkan jaminan pemasaran dan alih teknologi.
“Dengan pola seperti ini diharapkan petani lebih mandiri dan agribisnis di daerah lebih tertata,” kata Prihasto.
Sementara itu, tokoh petani sekaligus ketua Kelompok Kerja Lapas Amintas Lumban Ria Kampung Ria memprotes proyek food farm yang dinilai gagal. Karena Amintas yang berprofesi sebagai petani merasa diuntungkan dengan hadirnya proyek tersebut.
“Siapa bilang gagal? Tanyakan langsung kepada kami jika ingin tahu kebenarannya. Saya sendiri adalah sejarawan food estate dari persiapan pembukaan sampai sekarang. Saya sendiri sudah merasakan manfaat dari program Pak Jokowi itu,” kata Amintas.
Amintas menjelaskan, sejak proyek dibuka Kementerian Pertanian pada 2020, banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat dari program tersebut. Petani juga dengan mudah mengelola lahannya untuk menanam beberapa komoditas yang diminati pasar.
“Jadi kita punya lahan untuk digarap. Kita bisa tanam bawang merah dan kentang. Jalan juga diperbaiki. Irigasi juga dibuat. Fasilitas lain disediakan pemerintah gratis. Produksi juga di sini makin bagus, asal petani mampu. bertekun dan giat bekerja di tanah tersebut,” ujarnya.
“Kami petani dan masyarakat sebenarnya sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian yang mendukung penuh kami dari awal hingga panen pertama. Bantuan mereka sangat intensif kami rasakan sejak awal program hingga tahun 2021. Saya sendiri yang menyaksikannya,” lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan oleh petani kelompok Karejo, Laurensus Siregar. Menurutnya, keberadaan food estate berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Pasalnya, sebagian lahan yang tadinya tidak produktif kini bisa dimanfaatkan.
“Berkat mengikuti FE ini, saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan dari menanam kentang dan bawang merah. Dari awal lahan bera, sekarang menjadi lahan subur. Saya bisa membeli sepeda motor asli dari hasil panen kentang. Daun bawang saya Tumbuh juga bagus. Di sini, Anda bisa mendapatkan 300 kilo per rante (1 rantai 400 m2),” kata Laurensus.
Petani lainnya, Rusman Siregar, juga merasakan hal yang sama. Rusman mengaku pendapatannya meningkat dibanding sebelum adanya food estate tersebut.
“Pendapatan kami meningkat berkali-kali lipat dibanding sebelum adanya program ini. Walaupun akses ke lahan kami sulit, namun hasilnya lumayan. Bantuan sepeda motor roda 3 dari Kementerian Pertanian tahun 2020 sangat membantu kehidupan sehari-hari kami di lahan, “pungkas Rusman.
Simak Video “Gerindra Sebut Ada Menteri Keberatan Pembukaan Izin Lahan Pangan Prabowo”
[Gambas:Video 20detik]
(ego/ego)