Jakarta –
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari berada di Qatar pada pertengahan Piala Dunia 2022. Ia membawa ‘souvenir’ World Beach Games 2023.
Pertemuan dengan Ketua Komite Olimpiade Qatar, Sheikh Joaan bin Hamad bin Khalifa Al Thani, digelar oleh Okto. Ia membahas beberapa hal, salah satunya World Beach Games yang akan berlangsung di Bali.
Ajang tersebut merupakan event olahraga pantai kedua yang berlangsung pada 5-12 Agustus 2023. Sebelumnya, Qatar menjadi tuan rumah pada 2019.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dengan pengalaman Qatar sebagai tuan rumah, Sheikh Joaan mengatakan Okto bersedia mengirimkan tim ke Indonesia untuk membantu kesuksesan World Beach Games 2023.
Suasana acara konon menjadi kunci sukses sebuah event olahraga. Okto ingin memastikan seluruh masyarakat Bali bisa ikut bersorak di World Beach Games tahun depan.
“Kami di sini alhamdulillah diterima dengan baik oleh teman-teman kami dari Qatar. Ketua Komite Olimpiade, saudara Emir, Sheikh Tamim, Sheikh Joaan, melihat keseriusan mereka dalam menangani keramahan. Ini sangat penting karena pengalaman kami di Jakarta pada Games Asia, juga di Palembang. Atau di Para Games sementara di Solo, kami akan melakukannya lagi di World Beach Games tahun depan, 2023, di Bali,” ujar Okto kepada detikSport dan beberapa wartawan. di Qatar.
“Dan kami sendiri dari Komite Olimpiade Indonesia, yang utama adalah World Beach Games yang pertama diadakan di Qatar. Kemarin ada pembicaraan dari Syekh Joaan, kemarin saya berdiskusi dengan Syekh Joaan, ‘Apapun Okto, kami akan siapkan tim, datang ke Bali untuk bersama, bersama-sama membuat persiapan untuk mensukseskan World Beach Games di Bali nanti’.”
“Ini kelanjutan. Ini warisan yang harus dilanjutkan, karena kita juga tidak mau menurunkan standar, kita harus pertahankan kalau bisa standarnya harus lebih tinggi. Di sini kita lihat semua wilayah di Qatar, kalau bola biasa-biasa saja, tapi Piala Dunia luar biasa. Itu normal. Jadi, inilah getaran yang harus kita rasakan. Membangun getaran itu membutuhkan dukungan dari komunitas. Jika komunitas tidak mendukung kita, kita tidak bisa mendapatkan getaran itu .”
“Kita masih ingat ketika ada olimpiade, tidak perlu disebutkan di mana, kita tidak mendapat dukungan dari masyarakat, suasananya juga berbeda. Kita bisa merasakan ini, semua orang bersemangat dengan kegiatan Piala Dunia, ” dia berkata. menambahkan.
(biaya/aff)