Jakarta –
Google memiliki langkah-langkah unik untuk mengurangi risiko paparan serangan dunia mayayaitu, membatasi karyawannya untuk menjelajahi internet.
Program ini masih dalam tahap awal, dimana hanya diterapkan untuk ribuan karyawan. Karyawan terpilih ini memiliki akses terbatas ke internet dan hanya dapat mengakses beberapa halaman internal serta situs dan layanan milik Google seperti Gmail dan Google Drive.
Awalnya, ada sekitar 2.500 orang yang terlibat dalam program tersebut, namun kemudian mereka yang ingin keluar dari program tersebut dibebaskan dan mengizinkan karyawan lain untuk mengikuti program tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Tapi aturannya tidak begitu ketat. Misalnya untuk karyawan yang pekerjaannya membutuhkan akses internet, ya, browsing juga boleh. Lalu ada karyawan yang diperbolehkan memiliki akses root ke desktopnya, atau dengan kata lain tidak bisa menginstal apapun atau menjalankan perintah administrator tanpa izin.
Untuk perusahaan seperti Google, ini sepertinya langkah yang tidak ortodoks. Tapi mereka punya alasan bagus untuk melakukan pembatasan ini. Yaitu untuk mengurangi risiko serangan siber terhadap Googler – sebagai karyawan Google – yang diduga menjadi sasaran rutin serangan siber.
Diakui, banyak insiden serangan dunia maya besar berasal dari serangan terhadap perangkat milik karyawan perusahaan korban. Nah, Google saat ini memiliki 178 ribu karyawan di seluruh dunia, yang tentunya berpotensi menjadi sasaran serangan siber.
Dengan membatasi akses internet atau akses ke sistem komputer, risiko serangan siber — menurut Google — bisa dikurangi, detikINET dikutip dari Techspot, Kamis (20/7/2023).
Hingga saat ini, Google dikenal sebagai perusahaan yang sangat menjaga keamanan karyawannya dari serangan dunia maya. Pada 2017 mereka mulai menyediakan “kunci” USB fisik untuk menggantikan verifikasi dua langkah sebagai lapisan keamanan tambahan.
Kunci USB ini harus dicolokkan ke port USB perangkat yang mereka gunakan sambil menekan tombol di atasnya untuk masuk. Langkah ini dianggap lebih aman daripada menggunakan verifikasi dua langkah yang dikirim melalui SMS, karena kode dapat dicuri menggunakan metode tukar SIM.
Kemudian setahun kemudian mereka mengumumkan bahwa tidak ada dari 85.000 karyawan mereka yang menjadi korban serangan phishing sejak menggunakan kunci USB.
Simak Video “Daftar Wilayah di Indonesia Paling Sering Terkena Serangan Cyber”
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)