Berlin –
Peluncuran Xiaomi 13T dan Xiaomi 13T Pro yang mengusung kamera hasil kolaborasi dengan Leica, memperlihatkan upaya Xiaomi untuk meningkatkan kualitas kamera di perangkatnya.
Dalam sesi Xiaomi Education – Photography Exhibition di Berlin, Jerman, Instruktur Leica Akademie dan jurnalis foto asal Italia Giuseppe Nucci, menerima tantangan melakukan pekerjaan memotret hanya dengan mengandalkan Xiaomi 13T Pro.
Ia menguji kamera perangkat ini dengan berangkat ke Pegunungan Maiella, untuk menceritakan kisah pedalaman dan pegunungan Abruzzo, serta orang-orang yang mendiami wilayah kecil di Italia ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fotogafer yang karyanya telah ditampilkan di berbagai publikasi internasional ini menyebutkan, kemunculan smartphone dengan kamera yang makin canggih mengubah cara kita mengambil foto, membuatnya menjadi lebih ringan dan portabel, dan orang bisa mengetahui cara menggunakannya dengan cepat bahkan ketika baru memegangnya.
“Salah satu hal terbaik menggunakan smartphone untuk pekerjaan seperti yang saya lakukan di Pegunungan Maiella adalah benda ini ringan dan ringkas sehingga tidak terlalu banyak peralatan yang dibawa, tidak perlu membawa DSLR dan saya tidak harus memilih lensa mana yang harus dibawa. Saya jadi punya lebih banyak waktu untuk meneliti pekerjaan saya,” ujarnya menceritakan pengalamannya.
Salah satu karya Giuseppe Nucci yang diambil menggunakan kamera Xiaomi 13T Pro. Foto: Xiaomi/Giuseppe Nucci
Kemampuan dan kualitas kamera smartphone pun menurutnya makin berkembang, sehingga memudahkan para mobile fotografi enthusiast bereksplorasi dan makin kreatif.
“Dan hal terbaiknya adalah kesenjangan (pengalaman memotret menggunakan smartphone dan kamera DSLR) semakin kecil, karena seperti yang dapat Anda lihat, hasil cetakan foto-foto ini menunjukkan bahwa Anda dapat memotret apik dengan ponsel,” sebutnya.
Di acara ini, memang dipamerkan pula sejumlah visual hasil jepretan Nucci menggunakan Xiaomi 13T Pro saat ia di Pegunungan Maiella.
“Saya terkesan dengan kemampuan kamera ini. Karena tidak mudah bagi smartphone untuk bisa selalu bekerja dengan cahaya alami, yang terkadang kuat, terkadang lemah, atau sangat kontras,” tuturnya.
Sejumlah karya foto yang diambil menggunakan kamera Xiaomi 13T Series dipamerkan di gallery Xiaomi Leica Story Insight. Foto: Rachmatunnisa
Smartphone untuk Jurnalisme Foto
Nucci menyebutkan, di bidang jurnalisme foto yang ia geluti, kehadiran kamera smartphone bisa membuka peluang baru. Ia meyakini kamera DSLR tidak akan tergantikan dan menjadi benda usang seperti CD atau kaset video.
Sebaliknya, menurut Nucci, kamera dapat dan harus hidup berdampingan dengan perangkat paling mutakhir, sehingga membuka kemungkinan baru bagi jurnalisme foto.
“Saya hanya bisa memberikan pendapat untuk bidang saya (jurnalisme foto). Seperti yang saya katakan, kita harus menerima bahwa revolusi mungkin akan terjadi. Jadi saya pikir kita bisa melihat bahwa ini akan mengubah pendekatan kita, cara kita memandang perangkat seperti ini,” simpulnya.
Nucci pun memberikan sedikit tips memotret jurnalisme foto. Ia mendorong penyuka fotografi mobile untuk terus mengeksplorasi kemampuan memotret untuk menemukan gayanya sendiri dalam bercerita lewat foto.
“Tapi temukan ‘suaramu’ sendiri, temukan cara Anda mengambil foto yang mungkin kurang spektakuler dan lebih dalam. Ada kisah di balik foto, itu bukan sekadar foto. Dan cerita di balik foto itu pastilah cerita Anda. Jadi, Anda harus memahami mengapa Anda mengambil gambar itu,” sarannya.
Simak Video “Xiaomi 13 Lite Rilis Global dengan Upgrade Chipset dan Baterai”
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)