Jakarta –
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) merespons ramainya kemunculan merek mobil listrik China di Tanah Air. Bukan merasa terancam, Hyundai justru menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka
Diketahui, sejak setahun terakhir, ada banyak merek mobil listrik China yang berdatangan ke Indonesia. Setelah Wuling yang menuai sukses besar melalui mobil listrik mungilnya, sejumlah nama baru terus bermunculan, mulai dari DFSK, Seres, Chery, Neta hingga Maxus.
Bahkan, dalam waktu dekat, ada nama-nama lain yang konon akan menyusul, seperti BYD dan Geely. Menurut Hyundai, kedatangan mereka bakal berdampak baik untuk pasar elektrifikasi Indonesia. Sebab, ekosistem kendaraan listrik menjadi lebih cepat terbangun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya bagus, karena sekarang ini kan baru ada dua pemain besar (di segmen elektrik), Hyundai dan Wuling. Kontribusinya kurang lebih 60 persen berdua, sampai dengan bulan kemarin (Hyundai-Wuling) terjual 9.000-an (unit) dari market 12 ribu,” ujar Fransiscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer (COO) HMID.
“Makin banyak maker yang masuk, apakah itu China atau Jepang, malah makin membentuk market-nya. Sehingga mau nggak mau kan yang namanya ekosistem pasti terbentuk. Sekarang kan Hyundai sedang create ekosistem, nanti akan lebih banyak SPKLU mandiri yang bermunculan,” tambahnya.
Merek mobil listrik asal China, NETA. Foto: Doc. NETA
Lebih jauh, menurut Frans, dengan bertambahnya merek mobil listrik di Indonesia, maka SPKLU mandiri akan cepat tersebar di banyak titik. Lantas, dengan demikian, kendaraan nonemisi tersebut menjadi lebih populer dan berpengaruh terhadap penjualan secara keseluruhan.
“Jadi yang kita harapkan adalah membangun industri yang lebih ramah lingkungan, karena concern kita kan lagi-lagi (memerangi) polusi. Kemudian ketergantungan kendaraan terhadap bahan bakar fosil,” kata Frans.
Simak Video “Kencan Pertama dengan Hyundai IONIQ 6: Tampangnya Menggoda, Speknya Istimewa!”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/dry)