Jakarta –
Meski sudah lulus uji tipe, motor listrik konversi bukan berarti bebas masalah. Kemungkinan ini pasti ada dengan durasi penggunaan. Lantas, jika motor listrik konvertibel bermasalah, kemana konsumen bisa mengadu dan memperbaikinya?
Devi Laksmi selaku Koordinator Pokja Pengembangan Usaha Konservasi Energi Kementerian ESDM menjelaskan, motor listrik konversi ini akan melalui uji ketat dan bertahap. Oleh karena itu, kemungkinan kerusakan atau dugaan masalah sangat kecil.
“Jadi uji tipenya satu per satu, masing-masing motor konversi, bukan sampling,” kata Devi Laksmi saat ditemui di Jakarta Pusat, baru-baru ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Motor BBM yang dikonversi menjadi motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi itu sendiri memiliki beberapa syarat untuk mendapatkannya. apa pun? Foto: A. Prasetia/detikcom
Meski yakin akan minim kerusakan, Devi menegaskan sepeda motor listrik convertible yang bermasalah bisa menghubungi atau datang langsung ke bengkel mitra pemerintah yang sedang mengerjakan proses konversi.
Menurut Devi, motor listrik konversi tersebut sebenarnya dijamin seperti produk baru. Jadi, jika terjadi kerusakan pada komponen yang dijaminkan, pemilik dapat langsung mengklaimnya.
“Garansi ada di komponen utama. Ada baterai, BLDC dan controller. Masing-masing ada di petunjuk teknis. Baterai tiga tahun, BLDC 2 tahun dan controller satu tahun,” ujarnya.
Penerapan konversi sepeda motor listrik jauh dari target
Hingga saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan hanya 200 unit sepeda motor bensin yang diusulkan untuk subsidi konversi. Meski target maksimal 50 ribu unit per tahun.
“Jadi ada 200 unit yang sudah dikirim (konversi) melalui platform digital. Saat ini masih proses verifikasi di bengkel seperti melihat dokumen dulu. Targetnya maksimal 50.000 unit,” jelasnya. .
Motor BBM yang dikonversi menjadi motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi itu sendiri memiliki beberapa syarat untuk mendapatkannya. apa pun? Foto: A. Prasetia/detikcom
Devi menyadari motor listrik convertible yang diusulkan masih jauh dari target maksimal. Untuk itu, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepentingan masyarakat. Selain menambah bengkel rekanan, mereka juga melakukan sosialisasi di daerah.
“Bagaimana mencapai target ini? Sosialisasi. Kami juga punya sosialisasi sendiri di daerah. Dan kami memberikan pelatihan kepada bengkel-bengkel konversi yang potensial. Ya, jumlah bengkel konversi pasti akan kami tambah. Akan terus kami tingkatkan,” tegasnya. .
Menurut Devi, saat ini sudah ada enam bengkel yang menjalankan program konversi sepeda motor listrik bersubsidi. Namun, dia memastikan jumlah tersebut akan terus meningkat di masa mendatang.
“Ada enam bengkel konversi yang sudah dilibatkan. Dua lagi, dan 14 bengkel lagi yang saat ini masih menyelesaikan kekurangan teknis. Jadi (nanti) akan ada 22 bengkel konversi,” ujar Devi.
Simak Videonya “Tetap Berani! Wujud ‘Listrik’ Yamaha XSR 155 Jadi Motor Listrik”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/din)