Jakarta –
Produsen makanan dan minuman Swiss Bersarang dikabarkan akan menaikkan harga produk makanannya pada 2023. Langkah ini diambil untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi.
Dilansir dari Reuters, Senin (6/2/2023), Chief Executive Mark Schneider dalam surat kabar Jerman mengatakan, dampak kenaikan biaya ini belum sepenuhnya diteruskan ke konsumen hingga tahun ini ada rencana menaikkan harga produk.
“Peningkatannya tidak akan setinggi tahun 2022, tetapi kami memiliki beberapa hal yang harus dilakukan selama setahun penuh,” kata Schneider.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kenaikan biaya produksi terlihat dari situasi inflasi di banyak negara maju. Inflasi telah mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa dekade, sebagian besar didorong oleh kenaikan harga pangan dan energi.
Sementara itu, dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, perusahaan makanan terbesar dunia dari KitKat hingga Nescafe melaporkan pertumbuhan penjualan organik sebesar 8,5%, di mana kenaikan harga mencapai 7,5 poin persentase.
Sebagai informasi tambahan, Bersarang adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia. Perusahaan ini telah ada selama lebih dari 150 tahun. Hingga saat ini, produk Nestle telah didistribusikan di 186 negara di dunia.
Akhir tahun lalu, Nestle mengumumkan akan membangun pabrik produksi makanan baru di Ukraina. Investasi itu dilakukan meski Ukraina masih berperang dengan Rusia.
Perusahaan mengatakan akan menginvestasikan 40 juta franc Swiss atau US$ 42,88 juta atau setara dengan Rp. 671 miliar (kurs Rp 15.670). Pabrik tersebut rencananya akan dibangun di Smolyhiv di wilayah Volyn.
Pabrik baru ini bertujuan untuk membantu meningkatkan produksi saus dingin, bumbu, sup, dan makanan cepat saji. Selain itu, targetnya adalah meningkatkan kesempatan kerja di Ukraina hingga 1.500 pekerja baru.
(da/da)