Nusa Dua –
Pengembangan sektor minyak dan gas gas alam seluruh dunia membutuhkan investasi besar-besaran. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan bahwa sektor migas akan membutuhkan puluhan triliun dolar AS hingga tahun 2045.
Analis Senior Industri Hulu Minyak OPECMohammad A. Al Kazimi menjelaskan kebutuhan investasi untuk sektor migas mencapai US$ 12,1 triliun atau Rp 187.200 triliun.
“Tentu dibutuhkan investasi yang sangat besar. Melihat tahun 2045, proyeksi kami menunjukkan bahwa dibutuhkan investasi lebih dari US$ 12 triliun di hulu, tengah, dan hilir,” kata Al Kazimi dalam Konvensi Internasional ke-3 tentang Hulu Minyak Indonesia. dan Gas (IOG), di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (24/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam paparannya, ia menunjukkan bahwa investasi sebesar itu terbagi menjadi 3 bagian. Mulai dari industri hulu, tengah, dan hilir di sektor migas.
Di industri hulu atau hulu, kebutuhan investasi terbesar adalah US$ 9,5 triliun. Kemudian, kebutuhan sektor hilir atau hilir mencapai US$ 1,6 triliun. Yang paling kecil adalah investasi di sektor menengah atau menengah yang mencapai US$ 1 triliun.
Al Kazimi menyatakan sektor migas harus terus dibiayai dengan baik, karena sektor ini memiliki banyak manfaat bagi pergerakan ekonomi berbagai negara.
“Selain menyediakan sumber energi yang sangat diperlukan untuk gaya hidup kita, industri ini juga menyediakan banyak pekerjaan dengan gaji tinggi, keterampilan tinggi, dan stabil,” kata Ali Kazimi.
Di sisi lain, kebutuhan investasi migas khusus hanya di Indonesia relatif besar. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan industri hulu migas di Indonesia sendiri membutuhkan investasi jangka panjang sebesar US$ 179 miliar atau Rp 2.792 triliun.
“Kami perkirakan industri hulu migas membutuhkan investasi US$ 179 miliar,” kata Dwi Soetjipto saat pembukaan IOG 2022 Rabu (23/11/2022) kemarin.
Menurutnya, industri hulu migas memiliki multiplier effect yang besar. Tidak hanya dari proyeksi penerimaan negara, tetapi juga dari investasi dan jumlah uang beredar yang dapat berdampak besar terhadap upaya pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
Simak Video “Rekor BPS Juli 2022 Nilai Ekspor Turun 2,20% Bunda”
[Gambas:Video 20detik]
(setengah/zlf)