Jakarta –
Karakteristik konsumen otomotif di Indonesia rata-rata memilih mobil dari segi harga. Mayoritas pembeli mobil di Indonesia memilih mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta.
Namun, saat ini rata-rata harga mobil listrik masih mahal. Selain Wuling Air ev, mobil listrik di Indonesia masih di atas Rp 500 juta. Bahkan ada yang menembus Rp 1 miliar.
“Terkait segmentasi pembeli, selama ini kelompok pembeli terbesar di Indonesia ada di kelas Rp 300 juta. Dan itu yang berhasil dibaca dan ditangani Wuling Air Ev. Terbukti penjualan Wuling Air saat ini sedang meledak,” ujar pengamat otomotif yang juga akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu kepada detikcom, Jumat (16/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Pemerintah sendiri sedang menyiapkan skema subsidi untuk mobil listrik. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mobil listrik akan diberikan insentif sebesar Rp 80 juta, dan mobil hybrid Rp 40 juta.
Namun, apakah subsidi tersebut cukup untuk meningkatkan daya beli masyarakat? Berdasarkan perhitungan kasar, harga mobil listrik meski mendapat insentif Rp 80 juta kebanyakan masih di atas Rp 500 juta. Kecuali Wuling Air ev yang bisa mencapai Rp 158 juta.
“Prime Standard Range Ioniq 5 bisa turun dari Rp 748 juta menjadi Rp 668 juta. Standard Range Wuling Air ev bisa turun menjadi Rp 158.000.000 (sebelumnya Rp 238.000.000). Jadi, kita harus menunggu detail dari pemerintah ini. kebijakan,” kata Yannes.
Namun setidaknya menurut Yannes, insentif tersebut membantu menekan harga mobil listrik yang relatif mahal. Pasalnya, komponen mobil listrik masih mahal, terutama baterai.
“Sebagai gambaran, harga baterai saat ini sekitar US$ 132 per kWh, sehingga dengan adanya jaringan subsidi pemerintah ini, kendala terbesar bagi pengguna untuk memiliki mobil listrik yaitu harga baterai yang sangat mahal dapat dikurangi,” kata Yannes. .
Tonton videonya “Subsidi Kendaraan Listrik Menguntungkan Orang Kaya, Beneran?”
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/kering)