Jakarta –
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengisyaratkan bahwa dia menyetujui persyaratan dana talangan Dana Moneter Internasional. Meski dalam situasi sulit, Pakistan tetap sepakat untuk melawan krisis ekonomi.
Delegasi IMF mendarat di Pakistan pada hari Selasa untuk pembicaraan akhir. Tujuannya adalah untuk mengembalikan bantuan keuangan yang telah ditangguhkan selama berbulan-bulan.
Dilansir dari CNA, Sabtu (4/2/2023), Pakistan berusaha mempertahankan diri dari kenaikan pajak dan pemotongan subsidi yang diminta IMF. Apalagi, situasinya menjelang pemilihan umum pada Oktober mendatang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saya tidak akan merinci tetapi hanya akan mengatakan bahwa tantangan ekonomi kita tidak terbayangkan. Persyaratan yang harus kita setujui dengan IMF tidak terbayangkan. Tapi kita harus menyetujui persyaratannya,” kata Sharif.
Perekonomian Pakistan berada dalam kesulitan yang parah, dilanda krisis neraca pembayaran akibat upaya untuk melunasi utang luar negeri. Negara ini juga dilanda kekacauan politik dan keamanan yang memburuk.
Cadangan turun lebih lanjut minggu ini menjadi $3,1 miliar, yang menurut para analis akan cukup untuk menutupi impor kurang dari tiga minggu. Sementara itu, rupiah berada pada titik terendah sepanjang masa terhadap dolar AS.
Penduduk terbesar kelima di dunia itu tidak lagi menerbitkan letter of credit, kecuali sembako dan obat-obatan. Hal ini menyebabkan penumpukan ribuan peti kemas di pelabuhan Karachi yang dipenuhi dengan stok yang tidak mampu dibeli oleh negara.
Data pada hari Rabu menunjukkan inflasi tahun-ke-tahun telah meningkat ke level tertinggi dalam 48 tahun. Warga Pakistan semakin berjuang untuk membeli makanan pokok.
“Orang miskin tidak akan mampu bertahan,” kata Samina Bhatti saat berbelanja di sebuah pasar di Islamabad.
“Bensin sangat mahal, apa yang akan mereka lakukan, apakah mereka akan mulai berjalan? Seorang pencari nafkah sehari-hari tidak mampu membayar sewanya,” katanya.
(hons/hons)