Jakarta –
Industri sepatu di Indonesia, khususnya produsen sepatu merek dunia, mengalami tekanan. Jumlah pesanan sepatu turun sehingga ribuan pekerja ditawari untuk mengundurkan diri.
Kepala Balai Pemberdayaan Industri Alas Kaki Indonesia (BIPPI) Kementerian Perindustrian, Syukur Idayati menjelaskan alasan penurunan pesanan tersebut. Salah satunya karena peningkatan produksi di negara tetangga.
“Bukan hanya order yang turun. Tapi memang beberapa pabrik di Vietnam ada peningkatan (produksi). Salah satu imbasnya order ke Indonesia turun,” ujarnya di Pabrik Sandal Hijack di Kabupaten Bandung. , Rabu (18/1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Namun, produsen dengan orientasi pasar lokal tidak banyak berdampak. Tekanan tersebut justru dirasakan oleh produsen besar dengan merek internasional.
“Yang dalam negeri tidak terlalu terpengaruh. Lebih banyak merek internasional, seperti Nike,” katanya.
Thanks mengatakan bahwa BPIPI akan membantu IKM sepatu untuk pengembangan produk, inovasi, dan peningkatan kualitas. Apalagi menurutnya, untuk menembus pasar ekspor ada syarat khusus yang harus dipenuhi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif buka-bukaan soal kondisi industri sepatu Indonesia. Menanggapi tawaran pengunduran diri terhadap 1.600 karyawan PT Nikomas Gemilang, dia mengatakan terjadi penurunan pesanan dari pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS) sebesar 40% hingga 50%.
Hal itu dipicu berbagai masalah, mulai dari resesi, inflasi, harga BBM, hingga konflik Rusia-Ukraina.
“Terkait yang terjadi dengan PT. Nikomas Gemilang terjadi penurunan pesanan sepatu sekitar 40-50% dari negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Penyebabnya adalah resesi dunia, inflasi, harga BBM, dan perang antara Ukraina dan Rusia,” ujar Febri kepada detikcom.
(hons/hons)