Jakarta –
Produsen roda dua asal Eropa, Renault tengah menyiapkan mobil listrik murah dengan desain mungil. Kendaraan tersebut akan bermain di kelas entry level seperti Wuling Air ev.
Disitat dari Reuters dan Indianauto, Sabtu (18/11), mobil listrik murah tersebut akan menyandang nama Renault Legend dan diproduksi secara global di pabrik Novo Mesto, Slovenia. Namun, besar kemungkinan, kendaraan tersebut akan dipasarkan di negara-negara lain, termasuk di kawasan Asia.
Renault Legend baru akan dijual secara massal pada 2025. Menurut kabar yang beredar, kendaraan mungil tersebut akan dibanderol di bawah 20 ribu euro atau Rp 330 jutaan. Nominal tersebut belum termasuk potongan subsidi dan lainnya. Sehingga, harganya kemungkinan hanya berkisar Rp 200 jutaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilustrasi mobil murah Renault. Foto: Renault
Produsen memang belum membocorkan spesifikasi calon mobil listrik murahnya tersebut. Namun, mereka hanya memastikan, motor listrik dan baterainya cocok untuk penggunaan di wilayah perkotaan.
Diketahui, Renault memang tengah fokus mengembangkan mobil listrik baru. Bahkan, mereka menargetkan ada tujuh model elektrik yang meluncur hingga 2031. Selain itu, penjualan kendaraan di segmen tersebut ditargetkan mencapai sejuta unit setiap tahun.
Renault berharap, harga mobil-mobil listriknya bisa setara mobil bensin. Sehingga, ada lebih banyak konsumen di dalam dan luar Eropa yang bisa menjangkaunya. Hal tersebut mereka buktikan saat meluncurkan Scenic e-Tech Electric belum lama ini.
Ilustrasi mobil murah Renault. Foto: Renault
Renault Legend bukan satu-satunya mobil murah yang akan diluncurkan pabrikan secara global. Sebab, mereka telah menyiapkan produk lain yang harganya juga menarik, yakni Renault 5 yang meluncur tahun depan dengan banderol berkisar Rp 400 juta dan Renault 4 yang jauh lebih murah.
Demi menekan harga, Renault kini menggunakan rangka baru untuk mobil-mobil listriknya, yakni AmpR Medium untuk segmen C dan AmpR Small untuk segmen B. Kabarnya, penggunaan platform tersebut mengurangi biaya produksi hingga 40 persen.
Selain itu, mereka juga menekan harga komponen lain, seperti baterai, penggerak listrik dan struktur bodi. Maka, dengan begitu, mobil nonemisi buatan mereka bisa bersaing dengan merek-merek lain, termasuk dari China.
Simak Video “Solo Punya Mobil Listrik untuk Wisatawan”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/lth)