liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Salah Satu Masjid Tertua di Dunia Ditemukan Terkubur di Israel

Jakarta

Tiga tahun setelah menemukan salah satu masjid tertua di dunia di Israel selatan, tim arkeolog menemukan yang lain di kota yang sama. Penemuan ini menjadikannya masjid paling awal kedua sejak abad ke-7, ketika Islam baru mulai menyebar di wilayah tersebut.

Kedua masjid itu ditemukan selama fase penggalian di kota Bedouin Rahat, di Negev utara, Israel Antiquities Authority (IAA) mengumumkan Juni lalu. Penggalian ini dipimpin oleh Oren Shmueli, Dr Elena Kogan-Zehavi dan Dr Noe David Michael atas nama IAA.

Kedua masjid tersebut berusia sekitar 1.200 tahun, meskipun penanggalan yang tepat sulit dilakukan dalam situasi tersebut. Masjid tersebut terletak beberapa ratus meter dari reruntuhan sebuah rumah megah yang ternyata milik orang kaya Kristen Bizantium.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Yang unik dari masjid ini adalah banyaknya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia,” kata arkeolog Elena Kogan-Zehavi, dikutip Haaretz seperti terlihat pada Jumat (31/4/2019). 2023 ). ).

Foto: Emil Aladjem/Otoritas Kepurbakalaan Israel

Menghadap Mekkah

Meskipun penaklukan Arab atas Mekkah terjadi pada tahun 636, Islam tidak menjadi agama mayoritas hingga abad ke-9. Sepasang masjid kecil di luar kota ini adalah kunci dalam melukiskan gambaran penyebaran Islam di era Bizantium akhir, awal Islam awal di Tanah Suci, kata Kogan-Zehavi.

Kedua aula diidentifikasi sebagai masjid karena elemen strukturnya yang berupa ruangan persegi dan dinding menghadap kiblat di Makkah yang merupakan kota suci umat Islam.

Selain itu, di masjid yang baru ditemukan ini, ditemukan ceruk setengah lingkaran atau mihrab di sepanjang bagian tengah tembok yang menghadap ke selatan.

Kogan-Zehavi mengatakan bahwa masjid ini menampung banyak keramik yang secara tipografi berasal dari abad ke-7 hingga ke-8. Dia menambahkan bahwa para peneliti mulai mengumpulkan gambaran yang sangat menarik tentang transisi dari pemukiman yang didominasi oleh Kristen Bizantium, termasuk biara dan berbagai struktur bangunan, ke pemukiman semi-nomaden dengan tradisi bangunan yang berbeda dan kurang permanen.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa Islam datang sangat awal di Negev utara dan mulai hidup berdampingan dengan permukiman Kristen,” kata Kogan-Zehavi.

Selain masjid, para arkeolog juga menemukan rumah pertanian era Bizantium yang menurut mereka tampaknya merupakan situs seorang petani Kristen, termasuk menara berbenteng dan kamar berdinding kokoh yang mengelilingi halaman.

Foto: Emil Aladjem/Otoritas Kepurbakalaan Israel

Teka-teki

Pembangunannya menimbulkan banyak pertanyaan, antara lain, apakah komunitas Kristen yang sama menjadi Muslim? Atau apakah pemukiman kembali oleh pedagang semi-nomaden yang mungkin membawa agama baru dari Jazirah Arab?

“Mungkin kombinasi keduanya. Semua pertanyaan tampak terbuka di situs web. Sekarang tugas kami adalah mencoba mengumpulkan informasi untuk memahami apa yang terjadi,” kata Koga-Zehavi.

Lebih lanjut, kata dia, ada kesenjangan kronologis di semua situs di kawasan itu sejak abad ke-9. “Tidak ada lagi pemukiman dan pasti ada bencana yang belum kita identifikasi,” ujarnya.

Teka-teki lain yang menarik dalam kasus dua masjid di Rahat adalah bahwa masjid-masjid tersebut dibangun cukup jauh dari beberapa pemukiman. Hal ini membuat peneliti mempertanyakan peran surau dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami belum tahu hubungan jemaah dengan masjid. Mungkin hanya digunakan pada hari Jumat?” kata Kogan-Zehavi heran.

Tanggapan warga terhadap transisi ini, dalam banyak hal, adalah tren yang sama yang terlihat di Rahat saat ini. Sekadar informasi, Rahat adalah pemukiman Badui permanen terbesar di dunia.

Menurut Kogan-Zehavi, warga Rahat tertarik untuk melestarikan kedua masjid tersebut, sedangkan IAA melanjutkan penggalian di depan lingkungan sekitar.

“Sejarah selalu berulang. Orang Badui Rahat meninggalkan kehidupan nomaden, menetap di kota, dan mencoba menciptakan kehidupan yang sedikit berbeda di pemukiman permanen,” pungkasnya.

Tonton Video “Harta Karun Arkeologi Langka Ditemukan di Gaza”
[Gambas:Video 20detik]

(rns/fay)