Jakarta –
Baru-baru ini, kata Jorge Lorenzo, tingkat kegembiraannya MotoGP berkurang karena semua pembalap adalah teman. Kini, menurutnya, tidak ada lagi persaingan antara satu pebalap dengan pebalap lainnya. Jadi, tidak banyak drama yang dihadirkan di track tersebut.
Bahkan, kata Lorenzo, pebalap tua MotoGP itu selalu terlibat gesekan hebat saat balapan. Bahkan tak jarang, perselisihan terus keluar jalur.
“Sekarang, semua pebalap sepertinya berteman. Cara Quartararo berbicara dengan Bagnaia tidak sama dengan saat saya berbicara dengan Rossi. Kemudian cara Bagnaia berbicara dengan Martin tidak sama dengan saat Rossi berbicara dengan Stoner. Sekarang, semua orang punya hubungan yang baik,” ujar Lorenzo, dikutip dari Cycle World, Sabtu (3/12/22).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo Foto: Getty Images/Steve Wobser
Lorenzo lantas mengenang persaingan sengit antara Valentino Rossi dengan Casey Stoner dan Max Biaggi di masa lalu. Saat itu, menurutnya, kompetisi itu seru dan bisa memacu adrenalin penonton. Sekarang, pemandangan ini jarang terlihat.
“Saya menghormati semua pebalap, tapi persaingan membuat penonton lebih bersemangat. Saya masih ingat persaingan antara Rossi dan Stoner atau Rossi dan Biaggi. Dulu persaingan membuat segalanya tampak menarik,” ujarnya.
MotoGP kini kurang menarik
Komentator sekaligus pengamat MotoGP asal Italia, Matteo Guerinoni tampaknya sependapat dengan pendapat Lorenzo. Menurutnya, kejuaraan balap motor mulai kehilangan daya tariknya setelah semua pembalap saling berteman baik.
“Apa yang membuat MotoGP begitu membosankan sekarang? Fairplay, political correctness antara semua pebalap,” ujar Matteo dikutip dari kanal Youtube MSGP.
Matteo kemudian teringat betapa sengitnya persaingan antara Mick Doohan dan Alex Criville, Valentino Rossi dan Max Biaggi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, serta Marco Simoncelli dan Dani Pedrosa.
“Mereka berjuang sampai mati. Bahkan Rossi dan Lorenzo sudah membangun tembok, mereka saling membenci. Ini yang membuat orang betah selalu menunggu hari Minggu (untuk menonton MotoGP),” ucapnya.
Valentino Rossi vs Caset Stoner. Foto: GABRIEL BOUYS/AFP
Ia melihat terakhir kali MotoGP menarik untuk disaksikan adalah tujuh musim lalu atau tepatnya tahun 2015. Saat itu, Rossi dan Marquez bersaing sengit hingga berulang kali terlibat gesekan. Puncaknya terjadi di Malaysia saat Rossi diduga menendang motor Marquez.
“Ini yang tidak bisa kamu lihat sekarang. Kalau kamu lihat, setelah balapan, Pecco memeluk Fabio, Fabio memeluk Miller, Miller bercanda (bercanda), apa ini?! Itu tidak membantu olahraga (menjadi lebih mengasyikkan). Ini seperti hari Minggu kami pergi piknik, “kata Matteo.
Simak videonya “Sama Seperti Qatar, MotoGP Mandalika 2023 Rencananya Digelar Akhir Tahun”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/din)