Jakarta –
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terus naik. Terakhir, bank sentral menetapkan suku bunga acuan sebesar 5,25%. Artinya, era suku bunga rendah telah berakhir dan suku bunga akan berada dalam tren yang meningkat.
Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, tingginya suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga kredit perbankan.
Dia mengatakan pinjaman akan melambat karena suku bunga naik. “Pertumbuhan kredit perbankan bisa melambat karena bunga kredit yang tinggi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (29/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Namun, situasi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb). Bahkan hingga kuartal ketiga tahun ini, masih tumbuh dengan baik dan permintaan terus meningkat.
“Hingga kuartal III tahun ini, pertumbuhan kredit kami masih bagus, 11,6% year-on-year. Kami melihat permintaan masih banyak. Kami hanya perlu selektif agar tidak berdampak pada Risiko NPL,” ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.
Hal yang sama diungkapkannya dengan kredit UKM yang tumbuh 27,9% yoy hingga September ini.
Yuddy menjelaskan kredit bank bjb meningkat 11,6% menjadi Rp 105,8 triliun dengan Non Performing Loan/NPL terkendali di 1,07%, angka yang lebih baik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,26%.
Ia menambahkan, pada triwulan III 2022, total aset bjb secara konsolidasi meningkat 6,0% menjadi Rp160,6 triliun. Jumlah tersebut membuat bank bjb menduduki peringkat ke-14 dengan aset terbesar di industri perbankan tanah air.
Dia mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI justru mempengaruhi suku bunga simpanan seperti deposito berjangka. Tentunya juga akan berdampak pada cost of fund di lembaga perbankan pada umumnya.
“Bunga simpanan khususnya simpanan bank lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga, sehingga efek kenaikan suku bunga akan lebih dini berdampak pada cost of fund di bank. Situasi ini menuntut perbankan untuk melakukan pengelolaan likuiditas yang baik. sehingga dampak cost of fund tetap terkelola dengan baik,” ujar Yuddy.
(kil/das)