Jakarta –
Pembangunan kereta cepat di Indonesia memiliki sejumlah tantangan yang harus diselesaikan dengan baik. Apa saja hal yang patut diperhatikan?
Dr Adhi Dharma Permana periset pada Pusat Riset Teknologi Transportasi (BRIN) dalam acara ‘Eureka! Edisi ke-19: Kereta Canggih Dunia’ mengatakan bahwa kemampuan teknis adalah hal pertama yang harus ditekankan. Contohnya pengalaman membangun infrastruktur seperti jembatan dan terowongan. Beruntung kita sudah tidak asing dengan hal itu.
“Itu diharapkan bisa membantu nanti dalam perluasan jaringan. Insya Allah bisa bisa dikembangkan. Kalau untuk yang masalah sarana, memang perlu dukungan untuk pengembangan selanjutnya. Karena yang tidak kelihatan di balik operasi yang kita lihat di jalan itu kan di belakang layar. Pengembangan memerlukan sumber daya yang cukup besar,” ujar Adhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya pengembangan komponen, dibutuhkan pula pengembangan sarana uji, misalnya uji di lab atau test track. Segala permasalahan harus betul-betul dikuasai baru kemudian sebuah kereta dapat dilepas ke operasional komersial. Bahkan untuk masing-masing unit.
“Jadi, walaupun itu tipenya sudah disertifikasi, tapi masing-masing unit yang diproduksi pun juga diuji lagi, sekitar 10.000 km sebelum diizinkan untuk beroperasi. Aspek pengujian juga menjadi penting disiapkan agar pengembangan yang dilakukan di industri baru ini bisa dirilis dengan tingkat keyakinan keselamatannya tinggi,” lanjutnya.
Begitu juga dengan sumber daya manusia (SDM). Adhi menekankan sudah sepatutnya aspek ini juga harus paralel diperhatikan.
Dapat disimpulkan, tantangan dalam membangun kereta cepat Indonesia tidak hanya dari segi kemampuan teknis. Diperlukan juga sumber daya yang cukup termasuk SDM serta pengujian sebelum benar-benar diterjunkan untuk komersil. Ketika sejumlah aspek ini bisa dijawab, maka tidak ada halangan untuk mewujudkan layanan kereta cepat di suatu negara.
Simak Video “Ini Alasan Kereta Cepat Memiliki Moncong Lancip”
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)