Jakarta –
Tanjakan SpongeBob di Lembang, Bandung Barat kembali viral setelah banyak kendaraan bermotor gagal menaklukkan lintasan tersebut. Bahkan, di banyak kasus, ada mobil yang merosot dan motor yang terpelanting. Kenapa bisa demikian?
Jika diperhatikan seksama, tanjakan SpongeBob sebenarnya tidak terlalu curam. Kendaraan bermotor semestinya bisa sampai ke atas tanpa mengalami kesulitan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Warga setempat yang tinggal di dekat lokasi, Dadan mengurai alasan mengapa banyak kendaraan gagal ‘menaklukan’ tanjakan SpongeBob. Kata dia, itu karena pengemudi ragu-ragu dan membawa muatan terlalu banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi banyak yang takut terus ragu-ragu, akhirnya mobil nggak kuat nanjak. Atau muatannya terlalu penuh, AC menyala. Akhirnya mundur lagi, yang terakhir itu kan hari Minggu (29/10) kemarin. Mobil dari Depok nggak kuat nanjak akhirnya mundur lagi,” ujar Dadan, dikutip dari detikJabar.
Kendaraan tak kuat menanjak di Tanjakan Spongebob Lembang. Foto: Whisnu Pradana/detikJabar
Bahkan, saking seringnya pengendara ragu-ragu dan ketakutan ketika hendak menanjak, masyarakat setempat kerap membantu mereka dengan menjadi sopir pengganti.
“Banyak juga yang minta digantikan karena nggak berani. Yang penting muatan nggak terlalu penuh,” tutur Dadan.
Tips Melintasi Tanjakan SpongeBob
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengaku pernah melintasan tanjakan SpongeBob. Menurut dia, untuk bisa menanjak sempurna, perlu perhitungan yang matang.
“Langkah pertama yang gue lakukan saat itu adalah berhitung dulu terhadap sudut dan panjang tanjakan. Yang kedua, ada nggak ruang di kiri atau kanan jalan kalau gagal nanjak,” ujarnya kepada detikOto.
“Langkah berikutnya, gue menggali kemampuan mobil, dengan 1.500 cc, pasti bisa kalau tidak ada beban muatan berlebih di kabin,” tambahnya.
Tanjakan SpongeBob di kawasan Lembang. Foto: Whisnu Pradana/detikJabar
Sony menyarankan agar pengemudi menggunakan gigi transmisi yang rendah. Dengan posisi tersebut, percepatan dapat diatur untuk memaksimalkan torsi yang besar untuk melibas tanjakan. Dengan gigi berada di posisi tersebut, pastinya daya puntir lebih maksimal dan tidak ada masalah saat melewati tanjakan.
“Pasti bisa kalau tidak ada beban muatan berlebih di kabin, kalau transmisi manual nggak ada masalah tapi kalau matik harus disiasati dengan cara manual, artinya satu, agak agresif dan kedua, masuk gear rendah atau gear tiptronic,” terangnya.
“Dengan begitu penggantian gear ke tinggi diatur oleh pengemudi sehingga rpm atas bisa terjaga dan nggak drop… tapi pastikan juga kalau matic-nya (CVT) tidak dalam kondisi panas,” tutur Sony.
“Yakin dulu dan dengan perhitungan yang matang. Ketika tanjakan sudah kosong… lakukan dengan ancang-ancang atau momentum sebelum nanjak. Saat nanjak pertahankan rpm di 3.500-4.000 dengan gear satu. Kunci dari keberhasilannya adalah akurasi perpaduan ketrampilan dan teknik yang digunakan dan ingat! jangan santai atau meremehkan,” kata dia menambahkan.
Simak Video “Kapolrestabes Makassar Minta Maaf soal Mobil Patwal Tabrak Pemotor”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/dry)