Jakarta –
Elon Musk memang orang terkaya di dunia. Tetapi di balik kekayaannya itu, ia juga mengalami stress, bahkan kadang juga muntah-muntah. Itu terungkap dalam biografi barunya yang ditulis Walter Isaacson.
Pria yang memiliki enam perusahaan beken itu tak jarang menyinggung soal ia yang bekerja lembur dan tidur di lantai pabrik Tesla. Tampaknya, kebiasaan itu memiliki dampak buruk bagi kesehatannya.
“Di saat ia sedang menghadapi persoalan sulit, ia akan merasa tertekan dan seringnya membuat ia terjaga semalaman hingga muntah-muntah,” tulis Isaacson di bukunya seperti yang dilansir detikINET dari Insider, Selasa (26/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya biografi Isaacson mengisahkan tentang bagaimana kondisi Musk saat harus pidato di Royal Aeronautical Society di London pada tahun 2008, setelah dua roket Space X-nya meledak, dan juga waktu itu ia menceraikan istri pertamanya.
Selama periode itu, Musk juga mengunjungi CEO dari Aston Martin yang meremehkan kendaraan listrik. Isaacson mengungkapkan bahwa Musk langsung mengalami sakit perut keesokan harinya.
“Dia bisa berpura-pura nyaman dengan stress, tapi perutnya tidak bisa berbohong,” tulis Isaacson.
Rasa sakit itu sungguh berat bagi Musk sehingga ia harus pergi ke dokter. Setelah itu, ia pergi ke kelab malam dan bertemu dengan Talulah Riley, yang kemudian menjadi istri keduanya.
Setelah krisis ekonomi tahun 2008, Tesla berada di ambang kebangkrutan sehingga Musk meminta kepada teman-teman dan keluarganya untuk menggaji karyawannya.
Isaacson menuliskan bahwa pada tengah malam, Musk akan bergerak-gerak dan berbicara di dalam tidurnya. Riley, saat itu, sampai mengira bahwa suaminya akan mengalami serangan jantung.
“Dia (Musk) mengalami teror di waktu malam dan berteriak-teriak di dalam tidurnya sembari mencakarku. Kemudian, teror itu beralih ke perutnya di mana ia akan berteriak dan muntah-muntah. Setelah itu, aku akan berdiri di toilet sembari memegangi kepalanya,” ujar Riley.
Grimes, antan kekasih Musk, juga mengisahkan kesulitan tidur yang dialami Musk kepada Isaacson. Pada tahun 2019, Tesla membutuhkan uang untuk bisa terus beroperasi. Ini membuat Musk merasa putus asa berusaha meyakinkan para investor.
“Dari malam ke malam, Musk hanya duduk di pinggir kasurnya di samping Grimes. Ia tidak bisa tidur,” tulis Isaacson. “Setiap beberapa jam, aku akan bangun dan melihatnya duduk di sana sedang berpikir,”
Isaacson menuliskan bahwa mood swings dan depresi Musk diwujudkan dalam bentuk sakit perut. Ia pun banyak mengalami muntah-muntah dan sakit mag.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Merasa Terancam, Elon Musk Punya Pengawal “
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)