Jakarta –
Dalam rangka meningkatkan sinergi antar Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bank jatim) secara resmi telah menyelenggarakan forum Treasury Talk dengan tagline Synergy Drives Business Forward.
Direktur Keuangan Treasury & Global Services bank jatim Edi Masrianto menjelaskan Treasury Talk ini merupakan acara diskusi dan pertemuan interaktif dari berbagai pihak yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai strategi pengelolaan keuangan perusahaan, mengatasi risiko keuangan, dan mengoptimalkan kinerja treasury.
“Mengingat sensitivitas treasury sangat besar dalam perubahan kondisi ekonomi global, kebijakan keuangan pemerintahan, dan beberapa isu penting lainnya, maka diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami berinisiatif menyelenggarakan forum Treasury Talk ini,” ujar Edi dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan ini bertempat di Ballroom The Westin Surabaya pada hari Kamis (9/11) dan dihadiri oleh perwakilan Asbanda, BPD seluruh Indonesia, Bloomberg, serta beberapa nasabah prioritas bank jatim.
Selanjutnya, Edi memaparkan melalui kolaborasi antar para ahli dan praktisi serta regulator, maka diharapkan Treasury Talk dapat menjadi ruang untuk meningkatkan sinergi antar BPD. Selain itu, juga bisa memberikan solusi yang inovatif dan dapat diterapkan bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan yang kompleks di era globalisasi seperti sekarang.
“Dengan demikian, diharapkan acara ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memajukan pengelolaan keuangan perusahaan dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ucapnya.
Menurutnya, keuangan perusahaan dan perbankan menjadi salah satu aspek kritis yang dapat mempengaruhi kinerja serta kelangsungan bisnis dalam era globalisasi saat ini.
“Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien menjadi keharusan bagi perusahaan agar bisa tetap berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Di dalam struktur perbankan dan perusahaan, bagian treasury lah yang memiliki peran sangat vital dalam mengelola aset, utang, dan risiko keuangan. Maka dari itu, kami selenggarakan acara ini,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, bankjatim memberikan apresiasi berupa award terhadap Counterparty dari BPD sebagai wujud sinergitas antar bank. Penghargaan yang diberikan, yaitu Most Active Treasury Transaction kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) dan Most Active GMRA Transaction kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng).
Lebih lanjut, berdasarkan Blue Print Pasar Uang (BPPU) Bank Indonesia 2025 tentang penyelenggaraan pasar uang, bank jatim sudah mempersiapkan diri menjadi salah satu Primary Dealer untuk mendukung pelaksanaan transaksi operasi moneter.
Hal itu dengan cara melakukan peningkatan Transaksi GMRA pada Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Dari berbagai perbankan di Indonesia, terutama antar BPD se-Indonesia, tercatat pertumbuhan Transaksi GMRA Bank Jatim selama 2023 adalah sebagai berikut:
Tabel Foto: dok. Bank Jatim
“Dalam pengembangan transaksi trade finance, bank jatim juga turut memberi dukungan pendampingan dan coaching kepada UMKM yang siap ekspor berupa layanan informasi standar prosedur ekspor, kurasi produk, serta mengadakan business matching, penyusunan strategi sampai dengan rencana ekspor, praktik bisnis dan negosiasi,” tuturnya.
Kemudian, bank jatim juga melayani pelaku usaha dalam hal penerbitan atau menerima Letter of Credit pada skala internasional dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri untuk skala domestik. Hal ini bertujuan untuk memitigasi risiko dalam hal penagihan atau pembayaran terhadap klien yang terkendala pada perbedaan jarak dan geografis serta perbedaan karakter yang dapat menyebabkan kondisi di antara kedua belah pihak.
Edi juga menilai dalam pengembangan Transformasi BPD pada bisnis transaksi trade finance, kolaborasi bank jatim dengan BPD lainnya sangat penting. Sebab, hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan ekonomi antar daerah dalam pengembangan transaksi ekspor impor yang otomatis berdampak terhadap pertumbuhan devisa.
“Semoga dengan event Treasury Talk ini bisa menjadi pengantar untuk memperluas sinergitas dan kerjasama bank jatim dengan berbagai pihak demi mewujudkan kerjasama bisnis yang baik secara sustainable,” pungkasnya.
Sebagai informasi, event tersebut juga dihadiri oleh pembicara-pembicara expert di bidangnya, antara lain R. Achmad Rayadi dari Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) serta Dopul Rudy Tamba dari Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK) Bank Indonesia selaku pemangku regulator perbankan di tanah air yang berbagi informasi tentang Perkembangan Terkini Pasar Repo dan Pasar Sekunder SRBI.
Selanjutnya, ada juga Managing Director, Head of Markets & Securities Services HSBC Ali Setiawan yang membahas Global and Indonesia Economic Prospect for 2023 and Beyond, dan Asia FICC Senior Associate Strategist Bloomberg Jason Lee yang memberikan pemaparan tentang Asia Dollar Bond Market, Fed Conundrum and Consequences.
Simak Video “Industri Paylater Dinilai Tak Akan Ganggu Perkembangan Sektor Kredit Perbankan”
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)