Jakarta –
Negara-negara Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk membatasi harga minyak Rusia. Kabar kesepakatan tersebut dikonfirmasi di Twitter oleh presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Ini menandai langkah ekstrem negara-negara barat untuk memberlakukan sanksi keras tambahan atas invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina. Pembatasan yang satu ini diyakini dapat membebani Rusia tanpa menambah tekanan pada ekonomi global.
“Hari ini (Jumat 2 Desember 2022), Uni Eropa, G7 dan mitra global lainnya telah sepakat untuk memperkenalkan batasan harga global untuk minyak lintas laut dari Rusia,” kata Von der Leyen seperti dikutip CNN, Senin (12/5/2022). ).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Von der Leyen mengatakan sanksi akan memperkuat hukuman ekonomi terhadap Rusia, mengurangi pendapatan nasional dan menstabilkan pasar energi dengan mengizinkan operator yang berbasis di UE mengirim minyak ke negara pihak ketiga dengan harga di bawah batas yang ditetapkan.
Setidaknya 27 negara anggota blok tersebut sepakat pada hari Jumat untuk menetapkan batas harga minyak Rusia sebesar US$60 per barel.
Padahal, pembatasan harga minyak Rusia antara US$65-70 atau sekitar Rp1-1,07 juta per barel tidak akan terlalu mempengaruhi Kremlin. Minyak mentah Ural, patokan Rusia, telah diperdagangkan dalam atau mendekati kisaran itu. Negara-negara Uni Eropa seperti Polandia dan Estonia telah mendorong ambang batas lebih rendah lagi.
Dengan batas harga US$ 60, berarti hampir US$ 27 lebih rendah dari harga minyak mentah Brent, patokan global. Sementara itu, minyak mentah Rusia sebenarnya sudah diperdagangkan dengan diskon sekitar US$ 23 selama beberapa hari terakhir ke berbagai pihak.
Risiko menetapkan harga yang lebih rendah adalah Rusia dapat merespons dengan mengurangi produksinya, yang akan membuat pasar tidak stabil. Rusia juga memperingatkan akan berhenti memasok negara-negara yang mematuhi batas harga.
(p/dna)