Jakarta –
Baru-baru ini, media dihebohkan dengan cerita netizen tentang pegawai J.CO yang menambah pembelian atau cross-selling barang tanpa memberitahu konsumen. Hal ini terkadang membuat konsumen tidak senang karena mereka menambah kocek untuk membeli produk tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Managing Partner Inventure dan Brand & Marketing Observer Yuswohady menilai trik upselling dan cross selling memang sering dilakukan karyawan. Namun, hal ini perlu dilakukan dengan menginformasikan kepada pelanggan tentang produk yang ditawarkan.
“Semuanya harus transparan. Artinya, kalau saya tambah sebanyak ini, tambah produk, lalu saya tambah harganya, harus jelas disebutkan,” ujarnya kepada detikcom, Senin (22/5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Tapi salesman kadang ada cuitan gitu, ada triknya. Mereka paham, kalau dikasih tahu (harga) dia (pembeli) tidak mau, makanya disamarkan sedikit. Itu trik salesman, biasanya seperti itu. itu.” lanjutnya.
Menurutnya, karyawan yang ‘menipu’ pelanggan karena memiliki target penjualan yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Lebih lanjut, kata dia, biasanya perusahaan akan menindak karyawan yang ‘menipu’ pelanggan, misalnya diberi teguran.
Bahkan, kata Yuswohady, hal tersebut tidak hanya terjadi di J.CO, tapi juga di berbagai toko retail. Karena itu, dia meminta para pembeli untuk lebih cermat dan cerdas dalam berbelanja.
“Artinya, pengguna perlu berhati-hati dan dengan kasus seperti membuka mata pengguna agar lebih berhati-hati karena trik ini dilakukan oleh penjual di loket. Makanya perlu lebih teliti untuk mengecek setelah struk keluar, ” dia berkata.
Menurutnya, jika karyawan melakukan upselling atau cross selling tetapi tidak transparan, konsumen bisa protes. Sebab, proses jual beli harus transparan.
Lebih lanjut dikatakan Yuswohady, dengan adanya media sosial saat ini dapat membantu pelanggan menyampaikan keberatan langsung kepada manajemen perusahaan, bukan hanya karyawan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk segera memperbaiki sistem dan karyawannya.