Jakarta –
Indonesia menargetkan udara yang lebih bersih untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Salah satu sektor yang menjadi fokus adalah sektor transportasi. Kendaraan bermotor diharapkan beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, menurut Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Industri dan Pembangunan Daerah I Gusti Putu Suryawirawan, menuju net zero emisi tidak perlu langsung melompat ke mobil listrik murni berbasis baterai. Ada teknologi lain yang dapat membantu mengurangi emisi tetapi tidak bergantung pada infrastruktur pengisian baterai.
“Untuk menuju net zero, tidak harus satu solusi saja, semua kita ganti dengan kendaraan listrik kan. Bukan begitu. Tujuan kita adalah untuk mengurangi emisi. tangan kita. Ini evolusi.. Dan evolusi itu akan mengikuti perjalanan waktu dan tempat,” ujar Putu pada acara ‘Seminar Nasional: 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Pengelolaan Unit dalam Operasi Menuju Bersih Nol Emisi di Indonesia’, Kamis (1/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Putu mencontohkan beberapa daerah yang infrastrukturnya kurang memadai. Jika kendaraan listrik digunakan di daerah tanpa infrastruktur yang memadai, sebaiknya tidak digunakan.
Dikatakannya, untuk mencapai net zero emission pada 2060, bisa dilakukan dengan berbagai teknologi. Jadi, jangan hanya beralih ke mobil listrik murni berbasis baterai.
“Kita ada hybrid, kita ada plug-in hybrid, kita bisa tambah hidrogen, kita juga bisa masuk ke kendaraan konvensional tapi dengan berbagai teknologi rendah emisi. Bahkan sekarang ada kajian bahwa ICE (internal combustion engine) sekarang saya berpikir tentang nol emisi. Meski menggunakan bahan bakar konvensional tapi emisinya nol. Saya yakin kita bisa melakukannya,” ujarnya.
Tonton videonya “Wuling Air ev masih mahal, harusnya harga mobil listrik rakyat segitu”
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/din)